PERKEMBANGAN TRADISI
LISAN
1.
Pengertian
Tradisi lisan adalah kesaksian
lisan yang disampaikan secara verbal dari satu generasi ke generasi berikutnya,
disebut juga “oral tradition”.
Tradisi lisan dalam antropologi disebut juga dengan folklore. Folk : manusia
(sekelompok orang), dan lore : tradisi manusia. Folklore tradisi manusia yang
mencakup aspek material, pritual dan verbal dari suatu kebudayaan yang
ditransmisikan /diwariskan secara oral.
2.
Ciri-ciri Tradisi Lisan
a.
Pesan yang disampaikan
secara lisan, baik melalui ucapan, nyanyian maupun musik
b.
Tradisi lisan berasal
dari generasi sebelumnya ke generasi sekarang
c.
Bersifat tradisional,
terlihat dari sistem penyebarannya yang relatif tetap
d.
Memiliki versi yang
berbeda-beda disebabkan oleh penyampaian secara lisan sehingga memungkinkan
adanya perubahan
e.
Bersifat anonim atau
nama penciptanya tidak diketahui lagi
f.
Memiliki suatu fungsi
dalam kehidupan suatu masyarakat
g.
Bersifat pra logis
karena logikanya tidak sesuai dengan logika umum
h.
Menjadi milik bersama
pada masyarakat tertentu
i.
Bersifat polos dan lugu
walau kadang terlihat kasar dan spontan
3.
Aspek-Aspek yang
Terkandung Dalam Tradisi Lisan
a.
Aspek sejarah
b.
Nilai-nilai moral
c.
Keagamaan
d.
Aspek adat istiadat
e.
Peribahasa
f.
Nyanyian
g.
Mantra
4.
Fungsi Tradisi Lisan
Menurut Bascom, adalah :
a.
Sebagai sistem
proyeksi, yaitu sebagai pencerminan angan-angan suatu masyarakat secara
kolektif
b.
Sebagai alat pengesahan
pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan
c.
Sebagai alat pendidikan
anak
d.
Sebagai alat pemaksa dan
pengawas agar norma-norma di masyarakat selalu dipatuhi anggota masyarakat
5.
Jenis-Jenis Tradisi
Lisan
A.
Bahasa Rakyat,
bentuk-bentuknya antara lain :
1.
Dialek :bahasa-bahasa
di Nusantara
2.
Slang : kosa kata dan
idiom khusus yang awalnya dipakai oleh para penjahat, atau anggota sebuah geng.
Tujuannya agar orang di luar geng/kelompoknya tidak tahu artinya. Contohnya :
Tahun 1980-an ada kata “rumput”
istilah yang dipakai untuk menyebut polisi, karena saat itu polisi adalah
bagian dari ABRI (TNI saat itu) yang warna seragamnya hijau “ Awas ada rumput”.
Ada beberapa bentuk
Slang, yaitu :
Ø Cant
: bahasa rahasia yang hanya dipakai oleh kelompok khusus. Sering digunakan oleh
kaum homo seksual/waria. Contohnya : Atika
tinta mawar (aku tidak mau) atau sekong
(suka laki-laki).
Ø Colloquial
: bahasa sehari-hari yang menyimpang dari bahasa konvensional. Tujuannya agar
lebih akrab di antara pelaku komunikasi, biasanya dipakai anak-anak muda di
Jakarta.
Contohnya : Tahun
1970-an : ada menyala bab (menarik
sekali); melele cuk (jelek sekali).
Tahun 1980-an : ada kece berat (cantik/tampan sekali); memble aje (bengong); beken banget (tenar sekali).
Tahun 1990-an : ada iyalah yauw (benar sekali); cewek matre (tamak); keren abis (menarik sekali)
Tahun 2000-an : plis deh; sumpah lo; so what gitu loh; capek
deh
Ø Sirkumlokusi
: ungkapan yang tidak langsung. Contohnya : di Jateng untuk mengatakan harimau
adalah “eyang”.
Ø Fisiognomi
: salah satu kebiasaan pemberian julukan kepada seseorang berdasarkan hal-hal
di seputar bentuk tubuhnya. Misalnya : si pesek; si alis; si botak, dll.
Ø Speech
level : tingkatan dalam ujaran. Biasanya ditemukan pada masyarakat yang
menganut stratifikasi sosial. Contohnya : ada kromo Inggel (untuk bangsawan); kromo
alus saat bicara dengan orangbtua; ngoko
bahasa untuk yang sebaya/seusia.
Ø Onomastis
: nama tradisional jalan atau tempat tertentu yang mempunyai legenda tentang
sejarah terbentuknya tempat itu. Contohnya : Surabaya, konon dari legenda
perkelahian antara ikan sura (hiu) dengan buaya, sehingga disebut Surabaya
(ikan hiu dan buaya).
Ø Onomatopoetis
: kata-kata yang tebentuk dengan mencontoh bunyi atau suara alamiah. Contohnya
: gedomprang (alat-alat jatuh/pecah).
Ø Gelar
kebangsawanan atau jabatan tradisional. Contohnya : Raden/Raden
Tumenggung/Raden Mas Aria/Raden Ayu/Kanjeng Ratu, dan lain-lain.
B.
Ungkapan Tradisional
“kebijaksanaan orang banyak yang terekspresikan dalam bentuk kecerdasan
seseorang”.
Jenis-jenis ungkapan
tradisional yaitu :
1.
Peribahasa yang sesungguhnya
: ungkapan yang kalimatnya lengkap
Contohnya : “Belum beranak sudah berbesan” (ibarat orang yang menganggap telah
menguasai sesuatu yang belum tentu akan
diperoleh)
2.
Peribahasa yang tidak
lengkap kalimatnya/bersifat kiasan
Contohnya : “Dari Sabang sampai Merauke” diibaratkan NKRI
3.
Peribahasa perumpamaan,
biasanya dimulai dengan kata “seperti” atau “bagai”.
Contohnya : Seperti telur di ujung tanduk (keadaan gawat)
4.
Ungkapan yang mirip
peribahasa, terkadang dipakai untuk mengejek, nyeletuk)
Contohnya : “Kayak monyet kena trasi” ditujukan untuk orang yang suka
menyeringai jika lihat wanita cantik.
C.
Pertanyaan Tradisional
(Teka-Teki)
Di Jawa ada cangkriman (cerdas dan erotis). Contohnya : Ada perempuan jalannya
mundur dari Surabaya, kemudian ada anak laki-laki berjalan mundur dari Jakarta.
Ketemunya di mana? Jawab : ketemunya di rumah sakit, karena keduanya orang
gila.
D.
Puisi Rakyat (Sajak)
Contohnya : Sajak untuk permainan
(play rhyme)
Jakarta
|
Betawi
|
Palembang
|
Bang bang tut
|
Dang dang tut
|
Pang pang put
|
Akar galing-galing
|
Jendela uwa uwa
|
Keladi awo-awo
|
Siapa yang kentut
|
Siapa yang ngentut
|
Sapo takentut
|
Ditembak raja maling
|
Ditembak raja tua
|
Digigit cina tuo
|
E.
Cerita Prosa Rakyat
Jenis-jenis cerita prosa rakyat yaitu
:
1.
Mite
Ø Prosa
rakyat yang dianggap benar-benar terjadi
serta dianggap suci oleh penganutnya.
Ø Ditokohi
oleh para dewa atau makhluik setengah dewa
Ø Peristiwanya
terjadi di dunia lain/bukan di dunia manusia
Ø Peristiwa
terjadi pada masa lampau
Ø Contohnya
: Kisah Jaka Tarub (di Jawa); kisah Ramayana
2.
Legenda
v Prosa
rakyat yang dianggap benar-benar terjadi tapi tidak dianggap suci
v Ditokohi
oleh manusia, walau kadang-kadang mempunyai sifat yang luar biasa
v Terjadinya
di dunia yang kita kenal sekarang ini
v Contohnya
: Legenda Si Pitung; Sangkuriang; Mak Lampir; Malin Kundang; Terjadinya Gunung
Tangkuban Perahu
3.
Dongeng
ü Prosa
rakyat yang dianggap tidak benar-benar terjadi
ü Tidak
mempunyai fakta yang nyata
ü Sifatnya
untuk menghibur tapi ada juga sebagai petuah
ü Tidak
terikat oleh waktu dan tempat
ü Contohnya
: Si Kancil; Ande-Ande Lumut; Bawang Merah Bawang Putih.
6.
Jenis-Jenis Folklore Menurut Jan Harold
Brunuard
a.
Folklore lisan : bentuknya lisan
Contohnya : logat, julukan, ungkapan
tradisional
b.
Folklore sebagian lisan : campuran antara
lisan dan bukan lisan
Contohnya : permainan rakyat, teater, tari,
adat istiadat, upacara, pesta rakyat, dll.
c. Folklore bukan lisan : bentuknya bukan lisan
meskipun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Jenis ini ada dua, yaitu (1)
Folklore material, misalnya arsitektur rakyat; kerajinan rakyat; makanan;
minuman; obat-obatan; perhiasan tubuh;
pakaian dan lain sebagainya.
(2) Folklore bukan material berupa
isyarat/bunyi-bunyi tradisional, misalnya kentongan.
7. Perkembangan Tradisi Lisan di Indonesia
Ø Tradisi
lisan yang benar-benar lisan sekarang sulit ditemui karena adanya kemajuan
teknologi dan informasi. Misalnya, banyak pertunjukan rakyat divisualisasi di
stasiun TV
Ø Tradisi
lisan sering diubah untuk memenuhi tuntutan pasar. Misalnya cerita atau legenda
Mak Lampir aslinya dari Sumatera, tapi dibuat dari Jawa.
Ø Saat
ini yang banyak ditemui adalah “tradisi lisan sekunder”, tradisi lisan yang
telah dimodifikasi dengan tulisan dan elektronik
Ø Tradisi
lisan murni/tradisi lisan primer yang hanya mengandalkan oral sudah sulit
dijumpai.
8.
Beberapa Faktor Penyebab Berkurangnya
Minat Masyarakat Terhadap Tradisi Lisan
a. Tidak adanya sumber teks yang berupa
tulisan, sehingga sulit bagi generasi muda untuk mempelajarinya
b. Penggunaan
dialek daerah yang kadang sulit dipahami oleh generasi sekarang
0 komentar:
Posting Komentar