Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image
Renny Marbun's Educational Blog

Antropologi Materi Pokok Perkembangan Tradisi Lisan

  • Sabtu, 04 April 2020
  • RENNY MARBUN
  • Label:

  • PERKEMBANGAN TRADISI LISAN 

    1.       Pengertian
    Tradisi lisan adalah kesaksian lisan yang disampaikan secara verbal dari satu generasi ke generasi berikutnya, disebut juga “oral tradition”. Tradisi lisan dalam antropologi disebut juga dengan folklore. Folk : manusia (sekelompok orang), dan lore : tradisi manusia. Folklore tradisi manusia yang mencakup aspek material, pritual dan verbal dari suatu kebudayaan yang ditransmisikan /diwariskan secara oral.
    2.       Ciri-ciri Tradisi Lisan
    a.       Pesan yang disampaikan secara lisan, baik melalui ucapan, nyanyian maupun musik
    b.       Tradisi lisan berasal dari generasi sebelumnya ke generasi sekarang
    c.       Bersifat tradisional, terlihat dari sistem penyebarannya yang relatif tetap
    d.       Memiliki versi yang berbeda-beda disebabkan oleh penyampaian secara lisan sehingga memungkinkan adanya perubahan
    e.       Bersifat anonim atau nama penciptanya tidak diketahui lagi
    f.         Memiliki suatu fungsi dalam kehidupan suatu masyarakat
    g.       Bersifat pra logis karena logikanya tidak sesuai dengan logika umum
    h.       Menjadi milik bersama pada masyarakat tertentu
    i.         Bersifat polos dan lugu walau kadang terlihat kasar dan spontan
    3.       Aspek-Aspek yang Terkandung Dalam Tradisi Lisan
    a.       Aspek sejarah
    b.       Nilai-nilai moral
    c.       Keagamaan
    d.       Aspek adat istiadat
    e.       Peribahasa
    f.         Nyanyian
    g.       Mantra
    4.       Fungsi Tradisi Lisan Menurut Bascom, adalah :
    a.       Sebagai sistem proyeksi, yaitu sebagai pencerminan angan-angan suatu masyarakat secara kolektif
    b.       Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan
    c.       Sebagai alat pendidikan anak
    d.       Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma di masyarakat selalu dipatuhi anggota masyarakat
    5.       Jenis-Jenis Tradisi Lisan
    A.      Bahasa Rakyat, bentuk-bentuknya antara lain :
    1.       Dialek :bahasa-bahasa di Nusantara
    2.       Slang : kosa kata dan idiom khusus yang awalnya dipakai oleh para penjahat, atau anggota sebuah geng. Tujuannya agar orang di luar geng/kelompoknya tidak tahu artinya. Contohnya : Tahun 1980-an ada kata “rumput” istilah yang dipakai untuk menyebut polisi, karena saat itu polisi adalah bagian dari ABRI (TNI saat itu) yang warna seragamnya hijau “ Awas ada rumput”.
    Ada beberapa bentuk Slang, yaitu :
    Ø Cant : bahasa rahasia yang hanya dipakai oleh kelompok khusus. Sering digunakan oleh kaum homo seksual/waria. Contohnya : Atika tinta mawar (aku tidak mau) atau sekong (suka laki-laki).
    Ø Colloquial : bahasa sehari-hari yang menyimpang dari bahasa konvensional. Tujuannya agar lebih akrab di antara pelaku komunikasi, biasanya dipakai anak-anak muda di Jakarta.
    Contohnya : Tahun 1970-an : ada menyala bab (menarik sekali); melele cuk (jelek sekali).
    Tahun 1980-an : ada kece berat (cantik/tampan sekali); memble aje (bengong); beken banget (tenar sekali).
    Tahun 1990-an : ada iyalah yauw (benar sekali); cewek matre (tamak); keren abis (menarik sekali)
    Tahun 2000-an : plis deh; sumpah lo; so what gitu loh; capek deh
    Ø Sirkumlokusi : ungkapan yang tidak langsung. Contohnya : di Jateng untuk mengatakan harimau adalah “eyang”.
    Ø Fisiognomi : salah satu kebiasaan pemberian julukan kepada seseorang berdasarkan hal-hal di seputar bentuk tubuhnya. Misalnya : si pesek; si alis; si botak, dll.
    Ø Speech level : tingkatan dalam ujaran. Biasanya ditemukan pada masyarakat yang menganut stratifikasi sosial. Contohnya : ada kromo Inggel (untuk bangsawan); kromo alus saat bicara dengan orangbtua; ngoko bahasa untuk yang sebaya/seusia.
    Ø Onomastis : nama tradisional jalan atau tempat tertentu yang mempunyai legenda tentang sejarah terbentuknya tempat itu. Contohnya : Surabaya, konon dari legenda perkelahian antara ikan sura (hiu) dengan buaya, sehingga disebut Surabaya (ikan hiu dan buaya).
    Ø Onomatopoetis : kata-kata yang tebentuk dengan mencontoh bunyi atau suara alamiah. Contohnya : gedomprang (alat-alat jatuh/pecah).
    Ø Gelar kebangsawanan atau jabatan tradisional. Contohnya : Raden/Raden Tumenggung/Raden Mas Aria/Raden Ayu/Kanjeng Ratu, dan lain-lain.
    B.      Ungkapan Tradisional “kebijaksanaan orang banyak yang terekspresikan dalam bentuk kecerdasan seseorang”.
    Jenis-jenis ungkapan tradisional yaitu :
    1.       Peribahasa yang sesungguhnya : ungkapan yang kalimatnya lengkap
    Contohnya : “Belum beranak sudah berbesan” (ibarat orang yang menganggap telah menguasai sesuatu  yang belum tentu akan diperoleh)
    2.       Peribahasa yang tidak lengkap kalimatnya/bersifat kiasan
    Contohnya : “Dari Sabang sampai Merauke” diibaratkan NKRI
    3.       Peribahasa perumpamaan, biasanya dimulai dengan kata “seperti” atau “bagai”.
    Contohnya : Seperti telur di ujung tanduk (keadaan gawat)
    4.       Ungkapan yang mirip peribahasa, terkadang dipakai untuk mengejek, nyeletuk)
    Contohnya : “Kayak monyet kena trasi” ditujukan untuk orang yang suka menyeringai jika lihat wanita cantik.
    C.      Pertanyaan Tradisional (Teka-Teki)
    Di Jawa ada cangkriman (cerdas dan erotis). Contohnya : Ada perempuan jalannya mundur dari Surabaya, kemudian ada anak laki-laki berjalan mundur dari Jakarta. Ketemunya di mana? Jawab : ketemunya di rumah sakit, karena keduanya orang gila.
    D.      Puisi Rakyat (Sajak)
    Contohnya : Sajak untuk permainan (play rhyme)
    Jakarta
    Betawi
    Palembang
    Bang bang tut
    Dang dang tut
    Pang pang put
    Akar galing-galing
    Jendela uwa uwa
    Keladi awo-awo
    Siapa yang kentut
    Siapa yang ngentut
    Sapo takentut
    Ditembak raja maling
    Ditembak raja tua
    Digigit cina tuo
    E.      Cerita Prosa Rakyat
    Jenis-jenis cerita prosa rakyat yaitu :
    1.       Mite
    Ø Prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi  serta dianggap suci oleh penganutnya.
    Ø Ditokohi oleh para dewa atau makhluik setengah dewa
    Ø Peristiwanya terjadi di dunia lain/bukan di dunia manusia
    Ø Peristiwa terjadi pada masa lampau
    Ø Contohnya : Kisah Jaka Tarub (di Jawa); kisah Ramayana
    2.       Legenda
    v Prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi tapi tidak dianggap suci
    v Ditokohi oleh manusia, walau kadang-kadang mempunyai sifat yang luar biasa
    v Terjadinya di dunia yang kita kenal sekarang ini
    v Contohnya : Legenda Si Pitung; Sangkuriang; Mak Lampir; Malin Kundang; Terjadinya Gunung Tangkuban Perahu
    3.       Dongeng
    ü Prosa rakyat yang dianggap tidak benar-benar terjadi
    ü Tidak mempunyai fakta yang nyata
    ü Sifatnya untuk menghibur tapi ada juga sebagai petuah
    ü Tidak terikat oleh waktu dan tempat
    ü Contohnya : Si Kancil; Ande-Ande Lumut; Bawang Merah Bawang Putih.
    6. Jenis-Jenis Folklore Menurut Jan Harold Brunuard
    a. Folklore lisan : bentuknya lisan
         Contohnya : logat, julukan, ungkapan tradisional
    b. Folklore sebagian lisan : campuran antara lisan dan bukan lisan
         Contohnya : permainan rakyat, teater, tari, adat istiadat, upacara, pesta rakyat, dll.
    c. Folklore bukan lisan : bentuknya bukan lisan meskipun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Jenis ini ada dua, yaitu (1) Folklore material, misalnya arsitektur rakyat; kerajinan rakyat; makanan; minuman; obat-obatan; perhiasan tubuh;  pakaian dan lain sebagainya.
         (2) Folklore bukan material berupa isyarat/bunyi-bunyi tradisional, misalnya kentongan.
    7. Perkembangan Tradisi Lisan di Indonesia
    Ø Tradisi lisan yang benar-benar lisan sekarang sulit ditemui karena adanya kemajuan teknologi dan informasi. Misalnya, banyak pertunjukan rakyat divisualisasi di stasiun TV
    Ø Tradisi lisan sering diubah untuk memenuhi tuntutan pasar. Misalnya cerita atau legenda Mak Lampir aslinya dari Sumatera, tapi dibuat dari Jawa.
    Ø Saat ini yang banyak ditemui adalah “tradisi lisan sekunder”, tradisi lisan yang telah dimodifikasi dengan tulisan dan elektronik
    Ø Tradisi lisan murni/tradisi lisan primer yang hanya mengandalkan oral sudah sulit dijumpai.
    8. Beberapa Faktor Penyebab Berkurangnya Minat Masyarakat Terhadap Tradisi Lisan
         a. Tidak adanya sumber teks yang berupa tulisan, sehingga sulit bagi generasi muda untuk mempelajarinya
         b. Penggunaan dialek daerah yang kadang sulit dipahami oleh generasi sekarang



    0 komentar:

    Posting Komentar