Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image
Renny Marbun's Educational Blog

Laporan Penelitian

  • Minggu, 05 April 2020
  • RENNY MARBUN
  • Label:
  • Pengolahan dan Analisis Data

  • RENNY MARBUN
  • Label:
  • Pengumpulan Data Dalam Penelitian

  • RENNY MARBUN
  • Label:
  • Rancangan Penelitian Sosial

  • RENNY MARBUN
  • Label:
  • Ragam Gejala Sosial Dalam Masyarakat

  • RENNY MARBUN
  • Label:
  • Individu, Kelompok dan Hubungan Sosial

  • RENNY MARBUN
  • Label:
  • Fungsi Sosiologi Dalam Mengenali Gejala Sosial

  • RENNY MARBUN
  • Label:
  • Fungsi Sosiologi Dalam Mengenali Gejala Sosial

    Antropologi Materi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

  • Sabtu, 04 April 2020
  • RENNY MARBUN
  • Label:

  • PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

    Ilmu Pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tehnologi merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip ilmu pengetahuan sehingga menghasilkan sesuatu yang berarti bagi kebudayaan manusia. Begitu pun sebaliknya, perkembangan ilmu mengikuti irama perkembangan teknologi.
    Di dalam antropologi, istilah ilmu pengetahuan dan teknologi dipakai untuk merujuk pada keterkaitan  antara manusia, lingkungan, dan kebudayaan karena dalam menghadapi lingkungannya manusia akan berusaha menggunakan teknologi berupa pengetahuan yang dimiliki dan menciptakan peralatan hidup untuk membantu kehidupannya. Dengan demikian, teknologi selalu berkaitan dengan usaha manusia untuk menciptakan taraf kehidupan yang lebih baik.
    Istilah teknologi memliki beberapa definisi. Pertama, istilah teknologi mengacu pada sebuah objek fisik atau artefak seperti mobil. Kedua, pengertian teknologi mengacu pada sebuah kegiatan atau proses, seperti sistem produksi mobil, pola-pola organisasi di sekitar teknologi kendaraan, dan perilaku pengguna mobil. Ketiga, teknologi merujuk pada pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam produksi atau penggunaan teknologi seperti keahlian yang diperlukan untuk mendesain dan menggunakan mobil.
    Menurut Tim Ingold, konsep teknologi dalam antropologi berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan aktivitasnya. Oleh para antropolog, teknologi diartikan sebagai hasil penemuan secara ilmiah suatu alat atau mesin dan hal yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi dipakai untuk merujuk pada keterkaitan antara manusia, lingkungan, dan kebudayaan karena dalam menghadapi lingkungannya manusia akan berusaha menggunakan teknologi berupa pengetahuan yang dimiliki dan menciptakan peralatan hidup untuk membantu kehidupannya. Dalam antropologi, penerapan teknologi dikaitkan dengan terjadinya perubahan sosial budaya dalam masyarakat.

    1.       Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
                Tidak semua pengetahuan manusia adapt dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan. Pengetahuan adalah kesan atau kesimpulan mengenai suatu hal yang diperoleh dari pantauan panca indra manusia. Adapun ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun secara konsisten dan sistematis menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala di dalam kehidupan manusia.
    Adapun ciri-ciri ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut :
    a.       Memiliki konsep, rumusan, hipotesis, hukum, atau dalil tertentu untuk mengkaji kebenaran ilmiahnya
    b.       Bidang kajiannya bersifat tebuka, artinya bisa dipakai oleh siapapun yang berminat
    c.       Ilmu pengetahuan bersifat tebuka dalam proses pengkajiannya, pemilikan, penyebarluasan, serta pengaplikasiannya terhadap kepentingan-kepentingan praktis bagi kesejahteraan manusia.
    d.       Fakta yang dikemukakan harus berdasarkan pada penyelidikan yang akurat, kemudian diperiksa dengan seksama dan diuji oleh banyak orang

    2.       Beberapa Cara Untuk Mendapatkan Pengetahuan
    a.       Lewat pengamatan dan eksperimen.
    Misalnya jika kita memanaskan  air hingga 100 derajat celsius maka air akan mendidih. Setiap kalinkita mencoba hal yang sama, hasilnya selalu sama. Maka kemudian disimpulkan ayau diperoleh pengetahuan bahwa air akan mendidih jika dipanaskan hingga 100 derajat celsius.  Metode ini terkadang juga disebut metode induktif, yaitu dari yang khusus ke yang umum.
    b.       Lewat logika atau metode deduktif (dari yang umum ke yang khusus). Misalnya jika kita mengatakan, “semua manusia mati, Soekarno adalah manusia, maka kita dapat menyimpulkan bahwa Soekarno juga mati”.
    c.       Pengetahuan juga dapat kita peroleh lewat tradisi atau dari orang/pihak yang berwenang (otoritatif). Seperti pengetahuan yang diinformasikan dari filsuf atau pemikir terdahulu, atau juga dari tokoh dan lembaga peneliti yang ada saat ini.

    3.       Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
    a.       Berdasarkan sifatnya ada dua, yaitu :
    1.       Ilmu pengetahuan eksakta
    Mempelajari berbagai gejala alam yang unsur-unsurnya dapat dianalisis dan diukur secara objektif, karena memiliki hukum-hukum alam dan dalil-dalil yang eksak. Contohnya matematika, fisika, kimia, dan biologi
    2.       Ilmu pengetahuan non-eksakta
    Ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosial budaya masyarakat, misalnya ilmu-ilmu sosial dan humaniora
    b.       Berdasarkan penerapannya, ada dua, yaitu :
    1.       Ilmu pengetahuan murni atau pure science, yaitu ilmu pengetahuan yang semata-mata untuk meningkatkan mutu pengetahuan, seperti yang dilakukan di laboratorium atau yang dipelajari di perguruan-perguruan tinggi
    2.       Ilmu pengetahuan terapan atau applied science, yaitu ilmu pengetahuan yang digunakan untuk keprluan-keperluan praktis dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
    Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan mengenai, antara lain : alam sekitarnya; tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya; binatang yang hidup di daerah tempata tinggalnya; zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya; tubuh manusia; sifat-sifat dan tingkah laku manusia; ruang dan waktu.

    4.       Teknologi
    Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Menurut Koentjaraningrat, pada masyarakat tradisional terdapat delapan macam sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik yang digunakan oleh kelompok manusia yang hidup berpindah-pindah atau masyarakat pertanian, antara lain sebagai berikut :
    a.    Alat-alat produktif
    Alat-alat produktif adalah alat-alat untuk melaksanakan suatu pekerjaan berupa alat sederhana seperti batu untuk menumbuk gandum atau untuk menumbuk padi dan alat-alat berteknologi kompleks seperti alat untuk menenun kain. Alat-alat produktif pada masyarakat masa kini semakin beragam dengan ditemukannya mesin dan alat listrik hingga teknologi yang dihasilkan dan digunakan juga lebih canggih dan kompleks. Selanjutnya, dalam perkembangannya kebudayaan manusia alat-alat bertenaga mesin dan listrik merupakan peralatan hidup manusia yang penting, seperti alat-alat rumah tangga, produksi, transportasi, dan berbagai bentuk teknologi yang makin lama semakin canggih.
    b.    Senjata
    Sebagai alat produktif, senjata digunakan untuk mempertahankan diri atau melakukan aktivitas ekonomi seperti berburu dan menangkap ikan, namun juga dipakai sebagai alat berperang.
    c.     Wadah
    Wadah biasanya alat untuk menyimpan, menimbun, dan memuat barang. Pasa zaman prasejarah anyaman dari kulit atau serat kayu menjadi pilihan masyarakat. Selanjutnya, tejadi perkembangan alat produksi dengan ditemukannya teknik membuat gerabah (pottery) yang banyak dibuat dari bahan tanah liat. Seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi manusia, maka bentuk dan jenis wadah pun mulai berkembang.
    d.    Alat-alat menyalakan api
    e.    Makanan, minuman, dan jamu-jamuan
    Di dalam antropologi jenis-jenis dan bahan makanan tetentu memberikan arti atau simbol khusus bagi masyarakat tertentu atau dikaitkan dengan konsepsi keagamaan tetentu. Misalnya babi adalah binatang yang diyakini haram oleh kaum muslim sehingga tidak boleh dimakian. Sebaliknya, dalai masyarakat Papua, babi menjadi simbol makanan penting karena merupakan binatang yang dijadikan mahar dalam pesta perkawinan
    f.      Pakaian dan tempat perhiasan
    Pembahasan fungsi pakaian sebagai alat produktif dalam antropologi adalah pada bagaimana teknik pembuatan serta cara-cara menghias pakaian dan tempat perhiasan. Dalam suatu masyarakat pakaian seolah menjadi bagian dari tradisi atau adat istiadat sehingga setiap negara atau suku bangsa memiliki pakaian adat sendiri.
    g.    Tempat berlindung dan perumahan
    Manusia membuat tempat tinggalnya senyaman mungkin disesuaikan dengan lingkungan alam sekitarnya. Masyarakat Eskimo yang tinggal di daerah kutub utara membuat rumahnya dari susunan balok-balok es untuk menahan serangan dingin. Masyarakat Minangkabau membuat bentuk rumah panggung untuk menghindarkan diri dari binatang buas. Dalam masyarakat Jawa dibuat rumah berarsitektur jendela besar karena suhu udara yang tropis dan lembab. Pada saat ini, banyak dijumpai di perkotaan perumahan dengan istilah realestat, kondominium, apartemen, dan rumah susun.
    h.    Alat-alat transportasi
    Kebutuhan mobilitas manusia tidak hanya muncul di zaman modern seperti sekarang ini, namun sudah ada sejak zaman prasejarah. Menurut fungsinya alat-alat tranportasi yang terpenting adalah sepatu, binatang, alat seret, kereta beroda, rakit dan perahu. Dan masyarakat saat ini sudah menggantungkan kebutuhan transpotasinya pada mobil, kereta api, kapal laut, kapal terbang, atau motor. Penggunaan kuda atau kedelai yang dahulu dijadikan alat pengangkut barang sudah lama digantikan dengan truk-truk dan mobil yang dianggap cepat, ekonomis, dan efisien.

    5.       Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pada Masyarakat Tradisional
    a.    Kesehatan
    Pengetahuan masyarakat tradisional tentang kesehatan masih sangat sederhana, upaya untuk menciptakan hidup sehat terbatas pada sarana dan prasarana kesehatan yang disediakan alam sekitarnya. Pengetahuan mereka tentang jenis-jenis penyakit sebatas pada gejala-gejala yang dapat dilihat atau yang dapat dirasakan. Misalnya, sakit kepala, sakit gigi, atau sakit panas.
    Pada masyarakat tradisional masih banyak yang percaya bahwa dukun atau tabib adapt menyembuhkan berbagai penyakit. Seorang dukun dipercaya mampu menyembuhkan orang sakit melalui kekuatan magis yang disebut mantra. Pengobatan melalui dukun atau tabib sering dilakukan secara gaib, yaitu menggunakan benda-benda yang dianggap keramat, seperti keris, batu akik, bunga, belerang atau tali pusar. Selain itu, dukun atau tabib juga memiliki keterampilan meramu obat-obatan tradisional yang berasal dari binatang dan tumbuh-tumbuhan. Biasanya, keterampilan mereka dalam mengobati penyakit diperoleh dari pengalaman dan warisan para leluhurnya.
    b.       Astronomi
    Astronomi atau yang sering disebut dengan ilmu falak ini merupakan ilmu yang berkaitan dengan perhitungan waktu dan gejala-gejala alam semesta, khususnya kedudukan matahari. Di Indonesia, nenek moyang kita telah mewariskan naskah-naskah tentang astronomi. Di Bali misalnya, para petani tradisional mengikuti petunjuk astronomi yang tetulis dalam daun lontar. Naskah yang berjudul Sundari dan Wariga mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan pertanian.
    Vreede, guru besar bahasa Jawa di Universitas Leiden Belanda, pada tahun 1892 menyususn naskah Jawa dan Madura. Di dalamnya terdapat astronomi (pawukon) dan kronologi (sangkalan) yang telah diketahui bangsa Indonesia sejak dulu. Pada masyarakat pedesaan, pawukon ini masih dikenal dengan baik. Pawukon yang berhubungan dengan penanaman padi dikenal masyarakat petani Indonesia dengan istlah pranatamangsa. 
    c.       Teknologi
    Beberapa teknologi yang ada pada masyarakat tradisional, antara lain :
    1.       Teknologi pertanian
    Pada masa prasejarah teknik dalai menggarap pertanian masih sangat sederhana, baik peralatan maupun cara mengerjakan serta perawatannya. Berladang adalah cara pertanian paling kuno yang sampai sekarang masih tetap dilakukan masyarakat petani di Indonesia. Ciri-cirinya yaitu berpindah-pindah tempat, alatnya sederhana, setelah panen ladang ditinggalkan dan mencari tanah yang masih subur, serta membuka hutan untuk dibakar kemudian ditanam. Selain berladang, ada pula cara bertani yang lebih maju, yaitu bersawah. Akan tetapi, pada masa-masa berikutnya hingga saat ini, teknologi persawahan  telah menerapkan teknik modern, yaitu intensifikasi pertanian yang meliputi pembibitan, pemupukan, pengairan, perawatan, dan pemberantasan hama (panca usaha tani)
    2.       Teknologi Pengairan
    Teknologi pengairan tradisional bersifat sederhana dan diwariskan turun-temurun. Para petani memanfaatkan ait hujan untuk mengairi sawahnya, yang dinamakan sawah tadah hujan. Dan ada juga sawah-sawah yang pengairannya diperoleh dan diatur oleh irigasi sungai, danau, dan DAS yang disebut sawah irigasi.
    3.       Teknologi Pengangkutan
    Dari berbagai lukisan perahu di dinding gua, adapt diketahui bahwa masyarakat purba Indonesia telah mengenal alat pengangkutan air berupa rakit, sampan, dan perahu. Pada masa kerajaan Hindu-Budha, bangsa Indonesia telah mampu membuat perahu lesung da perahu cadik. Hal ini tampak pada relief Candi Borobudur yang di dalamnya terdapat lukisan perahu lesung dan perahu bercadik.
    Selain penggunaan perahu, dalam sistem pengangkutan masyarakat tradisional digunakan pula alat angkutan darat berupa binatang, serta gerobak kayu yang ditarik kuda atau kerbau.
    4.       Arsitektur
    Ciri arsitektur Indonesia sangat dekat dengan ciri arsitektur Austronesia. Hal in tampak jelas pada arsitektur bangunan masyarakat Indonesia. Rumah orang Autronesia biasanya terdiri dari bangunan persegi empat, berdiri di atas tiang-tiang, beratap ilalang, dan terdapat perapian dengan rak di atasnya untuk kayu bakar dan penyimpanan barang.
    Beberapa ciri umum arsitektur bangunan masyarakat tradisional, antara lain :
    a.       Fondasi tiang dinaikkan
    b.       Pemanjangan bubungan atap
    c.       Teknik konstruksi alam
    Arsitektur tradisional Indonesia menggunakan bahan bangunan alami, kerangka kayu dipasang tanpa menggunakan paku dan menggunakan teknik penyambungan canggih. Selain itu, rumah tradisional Indonesia hampir seluruhnya tebuat dari bahan-bahan hayati, seperti kayu, bambu, palem, rumput ilalang, serta serat tanaman.
    d.       Penataan rumah sebagai ungkapan nilai sosial budaya
    Rumah orang Indonesia selain sebagai tempat tinggal juga merupakan bangunan yang ditata untuk mengungkapkan nilai sosial budaya. Rumah orang Indonesia, khususnya yang masih tradisional, mencerminkan suatu kumpulan sosial orang yang tinggal di dalamnya. Misalnya, rumah panjang yang ditinggali oleh beberapa keluarga, mencerminkan adanya kedudukan sosial, hubungan antarjenis kelamin, urutan jabatan, dan hak-hak waris.
    e.       Upacara Pembangunan
    Pembangunan rumah pada masyarakat tradisional biasanya disertai dengan serangkaian upacara. Upacara tersebut antara lain upacara pemilihan letak dan permintaan izin kepada roh yang memiliki tanah. Misalnya, masyarakat Toraja di Sulawesi Selatan yang menyembelih ayam untuk dikurbankan kepada roh (dewa) agar proses pembangunan rumahnya direstui; masyarakat suku Nuaulu di Seram, berhati-hati agar balok kayu yang dibawa tidak menyentuh tanah sehingga balok dibawa secara terbalik (pucuk di bawah dan pangkal di atas).

    6.      Pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bagi Masyarakat
    a.    Bidang Kesehatan
    Adanya penemuan berbagai macam vaksinasi untuk mengobati penyakit membuat penyakit yang dulu sulit disembuhkan sekarang mungkin untuk disembuhkan. Contohnya adalah adanya pencangkokan organ manusia. Perkembangan iptek di bidang kesehatan dapat meningkatkan kualitas pelayanannya, sehingga kesehatan masyarakat pun semakin terjamin. Misalnya, pengadaan pos-pos pelayanan kesehatan terpadu di setiap pelosok daerah, serta pengadaan alat-alat kesehatan canggih yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
    b.    Pendidikan
    Iptek dapat digunakan sebagai sarana penunjang pendidikan di sekolah, misalnya dengan teknologi komputer seorang siswa dapat menyelesaikan tugasnya dengan cepat. Dengan iptek, pengajaran di sekolah dapat dilakukan senyata mungkin, tidak hanya berdasarkan penjelasan yang diberikan guru. Pendidikan juga menekankan pengetahuan yang luas dan keterampilan di berbagai bidang sehingga menghasilkan SDM yang mampu bersaing dengan bangsa lain.
    c.     Ekonomi
    Kemajuan iptek akan mendorong perkembangan di bidang ekonomi. Terobosan di bidang iptek yang diwujudkan dalam bentuk industrialisasi, diharapkan dapat menumbuhkan perekonomian yang pesat, khususnya dalam penyediaan kebutuhan pokok masyarakat. Dengan adanya industri yang beraneka ragam, kita dapat bersaing dengan negara lain dalam era globalisasi.
    d.    Memperluas kesempatan kerja, yaitu melalui perkembangan teknologi industri. Contohnya perkembangan dari home industry menuju industri pabrik yang dapat menyerap tenaga kerja luas
    e.    Perubahan pola komunikasi
    Jarak tidak lagi menjadi masalah untuk berkomunikasi. Jaringan telepon yang luas dan media internet memungkinkan kita untuk mengetahui peristiwa di belahan dunia lain dengan lebih cepat. Dengan adanya penemuan telepon seluler, terjadi perubahan pola komunikasi dalam masyarakat, dari pola komunikasi langsung menjadi tidak langsung antarindividu.
    Perubahan pola komunikasi akibat penggunaan telepon seluler telihat dari penggunaan fasilitas pesan pendek dalam telepon seluler atau SMS (short messaging service). Dengan penggunaan SMS telah terjadi perubahan pola komunikasi verbal (lisan) secara langsung menjadi komunikasi nonverbal secara tidak langsung. Selain itu, dengan adanya teknologi seluler yang paling mutakhir, seorang dapat berkomunikasi secara langsung dengan orang lain melalui faslitas panggilan video telepon langsung (videocall).
    f.      Perubahan pola bahasa
    Dengan pemanfaatan teknologi seluler terjadi perubahan pola bahasa dalam masyarakat. Hal ini tercermin dari pola penggunaan bahasa di dalai pesan pendek (SMS). Karena pesan yang disampaikan dalai SMS bersifat pendek, maka berkembanglah pola pemakaian bahasa SMS yang singkat. Contohnya adalah pemakaian istilah bahasa Inggris yang disingkat dalai SMA, misalnya, BTW (by the way), 4U (for you), atau singkatan istilah dalam bahasa Indonesia seperti S4 (sempat), 7an (tujuan). Selain itu di kalangan remaja ada juga bahasa lingo dalai SMS, yaitu variasi dari bahasa plesetan, misalnya cabe deh atau tape deh yang merupakan plesetan dari kata-kata capek deh.
    g.    Perubahan simbol-simbol status sosial
    Kepemilikan teknologi mempengaruhi simbol status sosial dalai masyarakat. Hal ini terlihat dari kepemilikan jenis-jenis telepon seluler. Telepon seluler yang memiliki fasilitas lengkap dijual dengan harga mahal, sehingga hanya masyarakat golongan berpenghasilan tinggilah yang mampu membelinya. Selanjutnya, telepon seluler dengan teknologi terbaru tersebut menjadi simbol status sosial dalam masyarakat karena hanya bisa dibeli oleh golongan masyarakat yang mampu. Meskipun kepemilikan teknologi bukan satu-satunya penentu simbol status sosial, namun kepemilikan teknologi dapat dipakai untuk mengukur simbol status sosial dalam masyarakat.

    7.       Pengaruh Negatif Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
    Setiap inovasi iptek diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia, seperti memudahkan kehidupan manusia. Namun, di sisi lain penemuan iptek juga mempunyai dampak negatif, diantaranya :
    a.       Perlombaan senjata nuklir
    Perkembangan iptek bak pedang bermata dua karena selain mempunyai dampak positif juga berdampak negatif. Dampak positif tenaga nuklir adalah dimanfaatkannya pembangunan reaktor nuklir untuk menghasilkan energi listrik yang murah dan efisien dan penyembuhan penyembuhan penyakit kanker. Namun, energi nuklir mempunyai dampak negatif bagi kehidupan manusia, yaitu dimanfaatkan sebagai senjata pemusnah massal, contohnya pada Perang Dunia II mulai digunakan salah satu jenis senjata baru yang sangat mematikan yaitu bom atom yang diledakkan oleh Amerika Serikat di kota Hiroshima dan Nagasaki.
    b.       Pelanggaran Norma Kesusilaan
    Salah satu dampak negatif teknologi telepon seluler adalah terjadinya pelanggaran etika kesusilaan dalam masyarakat. Hal ini terjadi dalam kasus penyebaran foto-foto dan video porno melalui telepon seluler dan jaringan internet. Adanya kamera dan kamera video pada telepon seluler telah dimanfaatkan untuk membuat dan menyebarkan foto-foto dan video berbau pornografi melalui telepon seluler kepada orang lain.
    c.       Kriminalitas
    Meskipun internet memberikan manfaat yang cukup signifikan bagi kebutuhan telekomunikasi dan informasi bagi masyarakat, namun efek negatif juga terdapat dalam pemakaian internet. Misalnya, pembobolan kartu kredit yang banyak dilakukan untuk melakukan transaksi pembelian barang secara ilegal di intenet (cybercrime).
    d.       Kesehatan
    Dampak negatif iptek mampu mempengaruhi kesehatan manusia karena dengan adanya penerapan teknologi tersebut maka manusia terganggu kesehatannya. Misalnya, pembangunan jaringan SUTET (saluran udara tebuka extra tinggi). Pembangunan SUTET dimaksudkan untuk menjamin kelancaran pasokan listrik yang berdaya tinggi sehingga kebutuhan listrik masyarakat dapat tercukupi. Namun, jaringan SUTET didirikan tanpa memperhitungkan faktor resiko kesehatan yang harus dialami oleh masyarakat yang tinggal di daerah yang dilalui jaringan SUTET tersebut. Implikasi dari SUTET menjadi akar permasalahan tuntutan masyarakat terhadap pemerintah karena banyak masyarakat yang tinggal di bawah menara SUTET mengaku terkena gangguan kesehatan yang baru terlihat dalam jangka waktu lama, seperti pusing, mual, muntah, serta gangguan kesehatan pada anak-anak.
    e.       Pencemaran lingkungan hidup
    Beberapa masalah pencemaran lingkungan akibat penerapan iptek antara lain:
    1.       Kemerosotan kualitas dan kuantitas sumber daya alam
    Perkembangan iptek dipacu untuk mengejar keuntungan dan kesejahteraan oleh manusia. Hal ini mendorong berbagai praktik penerapan teknologi yang mengeksploitasi sumber daya alam secara kurang bertanggung jawab untuk mengejar keuntungan. Akibatnya, sumber daya alam semakin menipis. Misalnya kualitas sumber daya yang mengalami kemunduran cukup parah adalah sumber daya air. Di berbagai daerah, baik air tawar maupun air laut mulai mengalami pencemaran karena tercampur dengan logam berat, adanya bakteri coli, dan tinja.
    2.       Pencemaran limbah dan bahan berbahaya
    Pencemaran sumber daya alam telah menurunkan fungsi sumber daya alam, seperti air, udara, tanah, dan bahan makanan. Pencemaran ini disebabkan oleh limbah industri, dan yang paling dikhawatirkan adalah penggunaan bahan kimia yang berbahaya.
    3.       Meningkatnya lapisan gas karbondioksida dan pemanasan global
    Akibat adanya dampak rumah kaca telah menyebabkan menebalnya lapisan gas karbondioksida yang menyelubungi bumi. Gas ini dihasilkan oleh penggunaan energi minyak bumi, batu bara, dan gas. Panasnya gas yang menyelimuti bumi tersebut mengakibatkan meningkatnya suhu bumi dan terjadinya perubahan iklim.
    f.         Sikap, mental, dan etos kerja
    Akibat adanya ketidakmerataan pembangunan (yang merupakan wujud implementasi iptek) dan pembagian hasil-hasilnya, terjadi kesenjangan dan kecemburuan sosial di kalangan masyarakat. Dampak ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasilnya di bidang sikap, mental, dan etos kerja antara lain :
    1.       Sikap masa bodoh dan berpangku tangan akibat frustasi yang berkepanjangan
    2.       Rasa iri dan cemburu terhadap keberhasilan orang lain yang memicu timbulnya berbagai kriminalitas, seperti pencurian
    3.       Hilangnya rasa toleransi dan sikap saling menghormati di masyarakat, yang digantikan olah sikap agresif dan anarkhis.
    4.       Kemajuan iptek yang ditandai oleh globalisasi budaya mengakibatkan mulai memudarnya etos gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia, dan diganti oleh sikap egois, mementingkan diri sendiri atau kelompok sosial sendiri.
    g.       Pendidikan dan pengetahuan tradisional
    Kemajuan iptek salah satunya ditandai mulai merebaknya penggunaan ilmu dan teknologi Barat. Proses pengalihan teknologi seperti ini jika tidak diwaspadai dapat memudarkan nilai-nilai pendidikan dan pengetahuan tradisional. Contohnya, memudarnya tata krama dan etika pergaulan yang menjadi dasar dari pendidikan keluarga dan pendidikan masyarakat.
    h.       Kesehatan
    Memudarnya pengetahuan masyarakat di bidang pengobatan tradisional yang sepenuhnya digantikan oleh sistem pengobatan Barat, terkadang mengakibatkan buruknya tingkat kesehatan masyarakat, khususnya kalangan masyarakat menengah ke bawah. Hal ini diakibatkan oleh semakin mahalnya biaya pengobatan sehingga tidak terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
    i.         Ekonomi
    Proses pembangunan pada praktiknya berjalan dengan sistem sentralisasi (terpusat di kota-kota). Hal ini dapat memicu timbulnya kecemburuan sosial yang mengarah pada berbagai tindakan kriminal, selain itu juga memicu maraknya praktik KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) yang dapat menggoyahkan sendi-sendi perekonomian nasional.  Selain tidak merata, tipe pembangunan yang saat ini berlangsung kurang berdasarkan moral dan etika perekonomian rakyat. Jika dibiarkan, hal tersebut akan menimbulkan :
    1.       Maraknya konsumerisme dan materialisme di kalangan masyarakat
    2.       Munculnya sikap dan gaya hidup kebarat-baratan, seperti mabuk-mabukan, pergaulan bebas, dan penggunaan obat-obatan terlarang
    3.       Berkurangnya kemandirian yang diakibatkan oleh pembangunan yang terpusat
    4.       Munculnya goncangan budaya (culture shock) yang diakibatkan kurang siapnya masyarakat dalam menerima dan menerapkan pengaruh pembangunan yang tidak berwawasan kerakyatan.

    8.      Upaya Untuk Menangani Potensi Negatif Iptek
    a.   Sebaiknya warga masyarakat memilah-milah sebelum mengadopsi iptek, terutama mengambil yang bermanfaat dan tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain
    b.   Agar kesenjangan sosial tidak terjadi akibat perkembangan iptek, sebaiknya diadakan pemerataan dalam usaha memperbaiki tingkat ekonomi penduduk
    c. Sebaiknya diadakan pembangunan berbasis komunitas (community development), yaitu pembangunan yang tidak bertentangan dengan tradisi masyarakat yang telah ada sejak dulu
    d.  Sindrom ketergantungan akan teknologi dapat diminimalisir dengan penyuluhan-penyuluhan tentang dampak teknologi terhadap masyarakat, baik yang positif maupun yang negatif

    Antropologi Materi Pokok Perkembangan Tradisi Lisan

  • RENNY MARBUN
  • Label:

  • PERKEMBANGAN TRADISI LISAN 

    1.       Pengertian
    Tradisi lisan adalah kesaksian lisan yang disampaikan secara verbal dari satu generasi ke generasi berikutnya, disebut juga “oral tradition”. Tradisi lisan dalam antropologi disebut juga dengan folklore. Folk : manusia (sekelompok orang), dan lore : tradisi manusia. Folklore tradisi manusia yang mencakup aspek material, pritual dan verbal dari suatu kebudayaan yang ditransmisikan /diwariskan secara oral.
    2.       Ciri-ciri Tradisi Lisan
    a.       Pesan yang disampaikan secara lisan, baik melalui ucapan, nyanyian maupun musik
    b.       Tradisi lisan berasal dari generasi sebelumnya ke generasi sekarang
    c.       Bersifat tradisional, terlihat dari sistem penyebarannya yang relatif tetap
    d.       Memiliki versi yang berbeda-beda disebabkan oleh penyampaian secara lisan sehingga memungkinkan adanya perubahan
    e.       Bersifat anonim atau nama penciptanya tidak diketahui lagi
    f.         Memiliki suatu fungsi dalam kehidupan suatu masyarakat
    g.       Bersifat pra logis karena logikanya tidak sesuai dengan logika umum
    h.       Menjadi milik bersama pada masyarakat tertentu
    i.         Bersifat polos dan lugu walau kadang terlihat kasar dan spontan
    3.       Aspek-Aspek yang Terkandung Dalam Tradisi Lisan
    a.       Aspek sejarah
    b.       Nilai-nilai moral
    c.       Keagamaan
    d.       Aspek adat istiadat
    e.       Peribahasa
    f.         Nyanyian
    g.       Mantra
    4.       Fungsi Tradisi Lisan Menurut Bascom, adalah :
    a.       Sebagai sistem proyeksi, yaitu sebagai pencerminan angan-angan suatu masyarakat secara kolektif
    b.       Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan
    c.       Sebagai alat pendidikan anak
    d.       Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma di masyarakat selalu dipatuhi anggota masyarakat
    5.       Jenis-Jenis Tradisi Lisan
    A.      Bahasa Rakyat, bentuk-bentuknya antara lain :
    1.       Dialek :bahasa-bahasa di Nusantara
    2.       Slang : kosa kata dan idiom khusus yang awalnya dipakai oleh para penjahat, atau anggota sebuah geng. Tujuannya agar orang di luar geng/kelompoknya tidak tahu artinya. Contohnya : Tahun 1980-an ada kata “rumput” istilah yang dipakai untuk menyebut polisi, karena saat itu polisi adalah bagian dari ABRI (TNI saat itu) yang warna seragamnya hijau “ Awas ada rumput”.
    Ada beberapa bentuk Slang, yaitu :
    Ø Cant : bahasa rahasia yang hanya dipakai oleh kelompok khusus. Sering digunakan oleh kaum homo seksual/waria. Contohnya : Atika tinta mawar (aku tidak mau) atau sekong (suka laki-laki).
    Ø Colloquial : bahasa sehari-hari yang menyimpang dari bahasa konvensional. Tujuannya agar lebih akrab di antara pelaku komunikasi, biasanya dipakai anak-anak muda di Jakarta.
    Contohnya : Tahun 1970-an : ada menyala bab (menarik sekali); melele cuk (jelek sekali).
    Tahun 1980-an : ada kece berat (cantik/tampan sekali); memble aje (bengong); beken banget (tenar sekali).
    Tahun 1990-an : ada iyalah yauw (benar sekali); cewek matre (tamak); keren abis (menarik sekali)
    Tahun 2000-an : plis deh; sumpah lo; so what gitu loh; capek deh
    Ø Sirkumlokusi : ungkapan yang tidak langsung. Contohnya : di Jateng untuk mengatakan harimau adalah “eyang”.
    Ø Fisiognomi : salah satu kebiasaan pemberian julukan kepada seseorang berdasarkan hal-hal di seputar bentuk tubuhnya. Misalnya : si pesek; si alis; si botak, dll.
    Ø Speech level : tingkatan dalam ujaran. Biasanya ditemukan pada masyarakat yang menganut stratifikasi sosial. Contohnya : ada kromo Inggel (untuk bangsawan); kromo alus saat bicara dengan orangbtua; ngoko bahasa untuk yang sebaya/seusia.
    Ø Onomastis : nama tradisional jalan atau tempat tertentu yang mempunyai legenda tentang sejarah terbentuknya tempat itu. Contohnya : Surabaya, konon dari legenda perkelahian antara ikan sura (hiu) dengan buaya, sehingga disebut Surabaya (ikan hiu dan buaya).
    Ø Onomatopoetis : kata-kata yang tebentuk dengan mencontoh bunyi atau suara alamiah. Contohnya : gedomprang (alat-alat jatuh/pecah).
    Ø Gelar kebangsawanan atau jabatan tradisional. Contohnya : Raden/Raden Tumenggung/Raden Mas Aria/Raden Ayu/Kanjeng Ratu, dan lain-lain.
    B.      Ungkapan Tradisional “kebijaksanaan orang banyak yang terekspresikan dalam bentuk kecerdasan seseorang”.
    Jenis-jenis ungkapan tradisional yaitu :
    1.       Peribahasa yang sesungguhnya : ungkapan yang kalimatnya lengkap
    Contohnya : “Belum beranak sudah berbesan” (ibarat orang yang menganggap telah menguasai sesuatu  yang belum tentu akan diperoleh)
    2.       Peribahasa yang tidak lengkap kalimatnya/bersifat kiasan
    Contohnya : “Dari Sabang sampai Merauke” diibaratkan NKRI
    3.       Peribahasa perumpamaan, biasanya dimulai dengan kata “seperti” atau “bagai”.
    Contohnya : Seperti telur di ujung tanduk (keadaan gawat)
    4.       Ungkapan yang mirip peribahasa, terkadang dipakai untuk mengejek, nyeletuk)
    Contohnya : “Kayak monyet kena trasi” ditujukan untuk orang yang suka menyeringai jika lihat wanita cantik.
    C.      Pertanyaan Tradisional (Teka-Teki)
    Di Jawa ada cangkriman (cerdas dan erotis). Contohnya : Ada perempuan jalannya mundur dari Surabaya, kemudian ada anak laki-laki berjalan mundur dari Jakarta. Ketemunya di mana? Jawab : ketemunya di rumah sakit, karena keduanya orang gila.
    D.      Puisi Rakyat (Sajak)
    Contohnya : Sajak untuk permainan (play rhyme)
    Jakarta
    Betawi
    Palembang
    Bang bang tut
    Dang dang tut
    Pang pang put
    Akar galing-galing
    Jendela uwa uwa
    Keladi awo-awo
    Siapa yang kentut
    Siapa yang ngentut
    Sapo takentut
    Ditembak raja maling
    Ditembak raja tua
    Digigit cina tuo
    E.      Cerita Prosa Rakyat
    Jenis-jenis cerita prosa rakyat yaitu :
    1.       Mite
    Ø Prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi  serta dianggap suci oleh penganutnya.
    Ø Ditokohi oleh para dewa atau makhluik setengah dewa
    Ø Peristiwanya terjadi di dunia lain/bukan di dunia manusia
    Ø Peristiwa terjadi pada masa lampau
    Ø Contohnya : Kisah Jaka Tarub (di Jawa); kisah Ramayana
    2.       Legenda
    v Prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi tapi tidak dianggap suci
    v Ditokohi oleh manusia, walau kadang-kadang mempunyai sifat yang luar biasa
    v Terjadinya di dunia yang kita kenal sekarang ini
    v Contohnya : Legenda Si Pitung; Sangkuriang; Mak Lampir; Malin Kundang; Terjadinya Gunung Tangkuban Perahu
    3.       Dongeng
    ü Prosa rakyat yang dianggap tidak benar-benar terjadi
    ü Tidak mempunyai fakta yang nyata
    ü Sifatnya untuk menghibur tapi ada juga sebagai petuah
    ü Tidak terikat oleh waktu dan tempat
    ü Contohnya : Si Kancil; Ande-Ande Lumut; Bawang Merah Bawang Putih.
    6. Jenis-Jenis Folklore Menurut Jan Harold Brunuard
    a. Folklore lisan : bentuknya lisan
         Contohnya : logat, julukan, ungkapan tradisional
    b. Folklore sebagian lisan : campuran antara lisan dan bukan lisan
         Contohnya : permainan rakyat, teater, tari, adat istiadat, upacara, pesta rakyat, dll.
    c. Folklore bukan lisan : bentuknya bukan lisan meskipun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Jenis ini ada dua, yaitu (1) Folklore material, misalnya arsitektur rakyat; kerajinan rakyat; makanan; minuman; obat-obatan; perhiasan tubuh;  pakaian dan lain sebagainya.
         (2) Folklore bukan material berupa isyarat/bunyi-bunyi tradisional, misalnya kentongan.
    7. Perkembangan Tradisi Lisan di Indonesia
    Ø Tradisi lisan yang benar-benar lisan sekarang sulit ditemui karena adanya kemajuan teknologi dan informasi. Misalnya, banyak pertunjukan rakyat divisualisasi di stasiun TV
    Ø Tradisi lisan sering diubah untuk memenuhi tuntutan pasar. Misalnya cerita atau legenda Mak Lampir aslinya dari Sumatera, tapi dibuat dari Jawa.
    Ø Saat ini yang banyak ditemui adalah “tradisi lisan sekunder”, tradisi lisan yang telah dimodifikasi dengan tulisan dan elektronik
    Ø Tradisi lisan murni/tradisi lisan primer yang hanya mengandalkan oral sudah sulit dijumpai.
    8. Beberapa Faktor Penyebab Berkurangnya Minat Masyarakat Terhadap Tradisi Lisan
         a. Tidak adanya sumber teks yang berupa tulisan, sehingga sulit bagi generasi muda untuk mempelajarinya
         b. Penggunaan dialek daerah yang kadang sulit dipahami oleh generasi sekarang