Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image
Renny Marbun's Educational Blog
  • Senin, 14 September 2009
  • RENNY MARBUN
  • Label:
  • BAHAN AJAR ANTROPOLOGI KELAS XI BAHASA

    PERKEMBANGAN TRADISI LISAN DI INDONESIA

    By :RENNY MARBUN




    1. Pengertian
    => Tradisi lisan adalah kesaksian lisan yang disampaikan secara Verbal dari satu generasi ke generasi berikutnya. (menurut Jan Vasian) => Oral tradition.
    Komunikasi secara lisan=> akan menghasilkan sebuah tradisi yang cukup mengandalkan mulut dan telinga (oral-hear)

    Tradisi lisan=> dapat juga menggunakan simbol-simbol yang unik
    Tradisi lisan diwariskan secara turun temurun, dan tidak hanya sebagai pengisi waktu tapi juga sebagai penyalur sikap dan pandangan, refleksi angan-angan kelompok. Juga sebagai wasiat bagi generasi selanjutnya => dijadikan sebagai pedoman hidup.

    Tradisi lisan identik dengan faktor:
    1. Pengisi waktu luang.
    2. Penyalur sikap dan pandangan.
    3. Refleksi angan-angan kelompok.
    4. Sebagai wasiat bagi generasi selanjutnya
    5. Bekal hidup karena dari alamnya terdapat aturan-aturan sosial sebagai pedoman hidup.
    Tradisi lisan => banyak terdapat di masyarakat lokal.

    Aspek-aspek yang terkandung dalam tradisi lisan; aspek sejarah, nilai-nilai moral, keagamaan, adat istiadat, peribahasa, nyanyian dan mantra.

    Menurut Bascon fungsi tradisi lisan adalah:
    1. Sebagai sistem proyeksi, yaitu sebagai pencerminan angan-angan suatu masyarakat yang kolektif
    2. Sebagai alat pengesahan pranta-pranta dan lembaga-lembaga kebudayaan,
    3. Sebagai alat pendidik anak,
    4. Sebagai alat pemaksa/pengawas agar norma-norma sosial dapat dipatuhi.

    Ciri-Ciri Tradisi Lisan
    1. Pesan-pesan disampaikan secara lisan (ucapan, nyanyian maupun musik).
    2. Tradisi lisan berasal dari generasi sebelumnya.

    Jenis-Jenis tradisi lisan :
    misal petuah, kisah perorangan, kisah kelompok, cerita kepahlawanan, dan dongeng.
     Petuah mempunyai makna tertentu//disampaikan secara berulang-ulang//nasehat-nasehat
     Kisah perorangan/kelompok: kisah kejadian disekitar kehidupan kelompok. Biasanya ada unsur magis religius sebagai mana mereka percaya.
     Cerita kepahlawanan: biasanya berpusat pada tokoh-tokoh tertentu.
     Dongeng: tidak mempunyai fakta yang nyata//tidak hanya menghibur tapi ada juga petuah, biasanya disampaikan dalam keluarga yang belum bisa baca tulis.

    FLOKLORE
    Folk: : manusia (sekelompok orang) yang mempunyai kesamaan fisik, sosial dan kebudayaan, hingga mereka dapat dibedakan dari kelompok yang lain.

    Lore merujuk pada tradisi folk itu sendiri.
    Folklore secara umum mencakup aspek material, spiritual dan verbal dari suatu kebudayaan yang di transmisikan/diwariskan secara oral (melalui pengawatan/pehiruan).

    Jenis Folklore Menurut Jan Harold Brunvand adalah:
    1. Foklor Lisan
    Foklor yang bentuknya lisan
    Contoh: - Bahasa rakyat (logat/julukan/pangkal tradisional (gelar kebangsawan).
    Ungkapan tradisional (pepatah dan peribahasa).
    - Puisi rakyat (pantun, gurindam, syair).
    - Prosa rakyat (mite, legenda dan dongeng)
    - Nyanyian rakyat, da teka-teki

    2. Foklor Sebagian Lisan
    Campuran antara unsur lisan dan bukan lisan.
    Contoh: Kepercayaan rakyat, permainan rakyat, tari rakyat, upacara adat, adat istiadat.

    3. Foklor Bukan Lisan
    Bentuknya tidak lisan, walau cara pembuatannya diajarkan secara lisan, foklor ini terbagi menjadi 2 yaitu:
    1. Material : contoh, folklore materil: arsitektur rakyat, kerajinan tangan rakyat, pakaian, obat-obatan tradisional, makanan dan minuman rakyat.
    2. Folklore : bukan material berupa: gerak isyarat tradisional dan bunyi isyarat untuk komunikasi rakyat. Contoh; bunyi kentongan (tanda bunyi)//musik rakyat.

    Menurut Endrasawa, tradisi lisan dapat ditinjau dari dua aspek yaitu:
    1. Tradisi lisan sebagai produk
    Merupakan pesan lisan yang didasarkan pada generasi sebelumnya.
    2. Tradisi lisan sebagai proses
    Merupakan proses pewarisan pesan melalui mulut ke mulut sepanjang waktu.

    Tradisi Lisan Cenderung
    a. Tidak reliable : tradisi lisan cenderung berubah-ubah/ rentan perubahan
    b. Berisi kebenaran terbatas : hanya memuat kebenaran intern (masyarakat tersebut), tidak universal
    c. Memuat aspek historis masa lalu
    Jika ada kesaksian seseorang secara lisan tentang suatu peristiwa, lalu diteruskan pada orang lain secara lisan, hingga menyebar kemana saja.

    Tradisi Lisan terdiri dari tiga kategori (menurut Boscam/ Danandjaya) :
    1. Mite
    Prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh penganutnya
    - Ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa
    Ex : Kisah Jaka Tarub: : a. Dewi Nawang Wulan: Bidadari Cantik
    b. Jaka Tarub: Manusia Biasa
    2. Legenda
    • Prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci.
    • Ditokohi oleh manusia, walau kadang-kadang mempunyai sifatnya luar biasa.
    Contoh; Ratu Kidul//terjadinya Gunung Tangkuban Perahu( ada masalah sangkuriang dengan ibunya), Malin Kundang (Minang Kabau), mak lampir awalnya ada di Minang Kabau)

    3. Dongeng
    - Prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi.
    - Tidak terikat oleh waktu dan tempat
    Contoh: Si kancil
    Si kancil: hewan cerdik, pintar tapi di Sumsel: hewan ini dinilai sangat bodoh karena ketika terjepit kondisinya, Si kancil menyembunyikan kepalanya ke kubangan, tapi leher dan badanya dapat dilihat manusia dan binatang buas.

     Tradisi lisan dapat berasal dari luar negeri bercampur dengan budaya lokal.
    Contoh: Wayang kulit (Ramayana) dari budaya lokal dengan budaya Hindu.
    MITE di Jepang: Kaisar Jepang yang adil keturunan dewa matahari yang bernama Amaterasu Omikami.


    Perkembangan Tradisi Lisan di Indonesia

    Tradisi lisan yang benar-benar lisan sekarang sudah sulit ditemukan karena adanya kemajuan teknologi dan informasi di bidang media.
    Contohnya: - Melalui pertunjukan rakyat seperti wayang, ketoprak, ludruk/lenong, sinrilik.
    - divisualisasi di televisi, contoh; tayangan film/sinetron
     Tradisi lisan sering diubah untuk tuntutan pasar
     Tradisi Lisan murni/tradisi lisan primer: hanya mengandalkan tradisi oral
     Tradisi Sekunder: tradisi lisan yang telah dimodifikasi dengan tulisan dan elektronik.

    Kepedulian terhadap Tradisi Lisan
    Untuk menjaga keberadaannya dapat melalui berbagai cara:
    1. Selalu memproduksi dan menceritakan secara berulang-ulang.
    2. Dengan memfasilitasi pelaksanaan pertunjukan seni tradisional
    3. Tradisi lisan dapat dibukukan agar lestari dalam waktu yang lama
    4. Di sekolah (di ruang kelas):
    - dalam proses belajar mengajar seperti pelajaran Muatan Lokal/PPKN.]
    - Dapat dipentaskan di sekolah oleh siswa-siswa (memakai kostum-kostum sesuai tokoh-tokoh masyarakat diperankan)