Individu, Kelompok dan Hubungan Sosial
Label:
SOSIOLOGI KELAS X
Fungsi Sosiologi Dalam Mengenali Gejala Sosial
Fungsi Sosiologi Dalam Mengenali Gejala Sosial
Label:
SOSIOLOGI KELAS X
Antropologi Materi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
PERKEMBANGAN
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Ilmu Pengetahuan
dan teknologi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tehnologi
merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip ilmu pengetahuan sehingga menghasilkan
sesuatu yang berarti bagi kebudayaan manusia. Begitu pun sebaliknya,
perkembangan ilmu mengikuti irama perkembangan teknologi.
Di dalam
antropologi, istilah ilmu pengetahuan dan teknologi dipakai untuk merujuk pada
keterkaitan antara manusia, lingkungan,
dan kebudayaan karena dalam menghadapi lingkungannya manusia akan berusaha
menggunakan teknologi berupa pengetahuan yang dimiliki dan menciptakan
peralatan hidup untuk membantu kehidupannya. Dengan demikian, teknologi selalu
berkaitan dengan usaha manusia untuk menciptakan taraf kehidupan yang lebih
baik.
Istilah
teknologi memliki beberapa definisi. Pertama, istilah teknologi mengacu pada
sebuah objek fisik atau artefak seperti mobil. Kedua, pengertian teknologi
mengacu pada sebuah kegiatan atau proses, seperti sistem produksi mobil,
pola-pola organisasi di sekitar teknologi kendaraan, dan perilaku pengguna
mobil. Ketiga, teknologi merujuk pada pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan dalam produksi atau penggunaan teknologi seperti keahlian yang
diperlukan untuk mendesain dan menggunakan mobil.
Menurut Tim
Ingold, konsep teknologi dalam antropologi berkaitan dengan hubungan antara
manusia dengan aktivitasnya. Oleh para antropolog, teknologi diartikan sebagai
hasil penemuan secara ilmiah suatu alat atau mesin dan hal yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi dipakai untuk
merujuk pada keterkaitan antara manusia, lingkungan, dan kebudayaan karena
dalam menghadapi lingkungannya manusia akan berusaha menggunakan teknologi
berupa pengetahuan yang dimiliki dan menciptakan peralatan hidup untuk membantu
kehidupannya. Dalam antropologi, penerapan teknologi dikaitkan dengan terjadinya
perubahan sosial budaya dalam masyarakat.
1. Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK)
Tidak
semua pengetahuan manusia adapt dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan.
Pengetahuan adalah kesan atau kesimpulan mengenai suatu hal yang diperoleh dari
pantauan panca indra manusia. Adapun ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang
disusun secara konsisten dan sistematis menurut metode-metode tertentu, yang
dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala di dalam kehidupan manusia.
Adapun ciri-ciri ilmu pengetahuan
adalah sebagai berikut :
a.
Memiliki konsep,
rumusan, hipotesis, hukum, atau dalil tertentu untuk mengkaji kebenaran
ilmiahnya
b.
Bidang kajiannya
bersifat tebuka, artinya bisa dipakai oleh siapapun yang berminat
c.
Ilmu pengetahuan
bersifat tebuka dalam proses pengkajiannya, pemilikan, penyebarluasan, serta
pengaplikasiannya terhadap kepentingan-kepentingan praktis bagi kesejahteraan
manusia.
d.
Fakta yang dikemukakan
harus berdasarkan pada penyelidikan yang akurat, kemudian diperiksa dengan
seksama dan diuji oleh banyak orang
2. Beberapa Cara Untuk
Mendapatkan Pengetahuan
a.
Lewat pengamatan dan
eksperimen.
Misalnya jika kita memanaskan air hingga 100 derajat celsius maka air akan
mendidih. Setiap kalinkita mencoba hal yang sama, hasilnya selalu sama. Maka
kemudian disimpulkan ayau diperoleh pengetahuan bahwa air akan mendidih jika
dipanaskan hingga 100 derajat celsius.
Metode ini terkadang juga disebut metode induktif, yaitu dari yang
khusus ke yang umum.
b.
Lewat logika atau
metode deduktif (dari yang umum ke yang khusus). Misalnya jika kita mengatakan,
“semua manusia mati, Soekarno adalah manusia, maka kita dapat menyimpulkan
bahwa Soekarno juga mati”.
c.
Pengetahuan juga dapat
kita peroleh lewat tradisi atau dari orang/pihak yang berwenang (otoritatif).
Seperti pengetahuan yang diinformasikan dari filsuf atau pemikir terdahulu,
atau juga dari tokoh dan lembaga peneliti yang ada saat ini.
3. Klasifikasi Ilmu
Pengetahuan
a.
Berdasarkan sifatnya
ada dua, yaitu :
1.
Ilmu pengetahuan
eksakta
Mempelajari berbagai gejala alam
yang unsur-unsurnya dapat dianalisis dan diukur secara objektif, karena
memiliki hukum-hukum alam dan dalil-dalil yang eksak. Contohnya matematika,
fisika, kimia, dan biologi
2.
Ilmu pengetahuan
non-eksakta
Ilmu yang mempelajari gejala-gejala
sosial budaya masyarakat, misalnya ilmu-ilmu sosial dan humaniora
b.
Berdasarkan
penerapannya, ada dua, yaitu :
1.
Ilmu pengetahuan murni
atau pure science, yaitu ilmu
pengetahuan yang semata-mata untuk meningkatkan mutu pengetahuan, seperti yang
dilakukan di laboratorium atau yang dipelajari di perguruan-perguruan tinggi
2. Ilmu
pengetahuan terapan atau applied science,
yaitu ilmu pengetahuan yang digunakan untuk keprluan-keperluan praktis dalam
rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Menurut
Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan mengenai,
antara lain : alam sekitarnya; tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat
tinggalnya; binatang yang hidup di daerah tempata tinggalnya; zat-zat, bahan
mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya; tubuh manusia; sifat-sifat dan
tingkah laku manusia; ruang dan waktu.
4. Teknologi
Manusia selalu
berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu membuat
peralatan atau benda-benda tersebut. Menurut Koentjaraningrat, pada masyarakat
tradisional terdapat delapan macam sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik
yang digunakan oleh kelompok manusia yang hidup berpindah-pindah atau
masyarakat pertanian, antara lain sebagai berikut :
a.
Alat-alat produktif
Alat-alat produktif adalah
alat-alat untuk melaksanakan suatu pekerjaan berupa alat sederhana seperti batu
untuk menumbuk gandum atau untuk menumbuk padi dan alat-alat berteknologi
kompleks seperti alat untuk menenun kain. Alat-alat produktif pada masyarakat
masa kini semakin beragam dengan ditemukannya mesin dan alat listrik hingga
teknologi yang dihasilkan dan digunakan juga lebih canggih dan kompleks.
Selanjutnya, dalam perkembangannya kebudayaan manusia alat-alat bertenaga mesin
dan listrik merupakan peralatan hidup manusia yang penting, seperti alat-alat
rumah tangga, produksi, transportasi, dan berbagai bentuk teknologi yang makin
lama semakin canggih.
b.
Senjata
Sebagai alat produktif, senjata
digunakan untuk mempertahankan diri atau melakukan aktivitas ekonomi seperti
berburu dan menangkap ikan, namun juga dipakai sebagai alat berperang.
c.
Wadah
Wadah biasanya alat untuk
menyimpan, menimbun, dan memuat barang. Pasa zaman prasejarah anyaman dari
kulit atau serat kayu menjadi pilihan masyarakat. Selanjutnya, tejadi
perkembangan alat produksi dengan ditemukannya teknik membuat gerabah (pottery) yang banyak dibuat dari bahan
tanah liat. Seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi manusia, maka bentuk
dan jenis wadah pun mulai berkembang.
d.
Alat-alat menyalakan
api
e.
Makanan, minuman, dan
jamu-jamuan
Di dalam antropologi jenis-jenis
dan bahan makanan tetentu memberikan arti atau simbol khusus bagi masyarakat
tertentu atau dikaitkan dengan konsepsi keagamaan tetentu. Misalnya babi adalah
binatang yang diyakini haram oleh kaum muslim sehingga tidak boleh dimakian.
Sebaliknya, dalai masyarakat Papua, babi menjadi simbol makanan penting karena
merupakan binatang yang dijadikan mahar dalam pesta perkawinan
f.
Pakaian dan tempat
perhiasan
Pembahasan fungsi pakaian sebagai
alat produktif dalam antropologi adalah pada bagaimana teknik pembuatan serta
cara-cara menghias pakaian dan tempat perhiasan. Dalam suatu masyarakat pakaian
seolah menjadi bagian dari tradisi atau adat istiadat sehingga setiap negara
atau suku bangsa memiliki pakaian adat sendiri.
g.
Tempat berlindung dan
perumahan
Manusia membuat tempat tinggalnya
senyaman mungkin disesuaikan dengan lingkungan alam sekitarnya. Masyarakat
Eskimo yang tinggal di daerah kutub utara membuat rumahnya dari susunan
balok-balok es untuk menahan serangan dingin. Masyarakat Minangkabau membuat
bentuk rumah panggung untuk menghindarkan diri dari binatang buas. Dalam
masyarakat Jawa dibuat rumah berarsitektur jendela besar karena suhu udara yang
tropis dan lembab. Pada saat ini, banyak dijumpai di perkotaan perumahan dengan
istilah realestat, kondominium, apartemen, dan rumah susun.
h.
Alat-alat transportasi
Kebutuhan mobilitas manusia tidak
hanya muncul di zaman modern seperti sekarang ini, namun sudah ada sejak zaman
prasejarah. Menurut fungsinya alat-alat tranportasi yang terpenting adalah
sepatu, binatang, alat seret, kereta beroda, rakit dan perahu. Dan masyarakat
saat ini sudah menggantungkan kebutuhan transpotasinya pada mobil, kereta api,
kapal laut, kapal terbang, atau motor. Penggunaan kuda atau kedelai yang dahulu
dijadikan alat pengangkut barang sudah lama digantikan dengan truk-truk dan
mobil yang dianggap cepat, ekonomis, dan efisien.
5. Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Pada Masyarakat Tradisional
a.
Kesehatan
Pengetahuan
masyarakat tradisional tentang kesehatan masih sangat sederhana, upaya untuk
menciptakan hidup sehat terbatas pada sarana dan prasarana kesehatan yang
disediakan alam sekitarnya. Pengetahuan mereka tentang jenis-jenis penyakit
sebatas pada gejala-gejala yang dapat dilihat atau yang dapat dirasakan.
Misalnya, sakit kepala, sakit gigi, atau sakit panas.
Pada masyarakat
tradisional masih banyak yang percaya bahwa dukun atau tabib adapt menyembuhkan
berbagai penyakit. Seorang dukun dipercaya mampu menyembuhkan orang sakit
melalui kekuatan magis yang disebut mantra. Pengobatan melalui dukun atau tabib
sering dilakukan secara gaib, yaitu menggunakan benda-benda yang dianggap
keramat, seperti keris, batu akik, bunga, belerang atau tali pusar. Selain itu,
dukun atau tabib juga memiliki keterampilan meramu obat-obatan tradisional yang
berasal dari binatang dan tumbuh-tumbuhan. Biasanya, keterampilan mereka dalam
mengobati penyakit diperoleh dari pengalaman dan warisan para leluhurnya.
b.
Astronomi
Astronomi atau
yang sering disebut dengan ilmu falak ini merupakan ilmu yang berkaitan dengan
perhitungan waktu dan gejala-gejala alam semesta, khususnya kedudukan matahari.
Di Indonesia, nenek moyang kita telah mewariskan naskah-naskah tentang
astronomi. Di Bali misalnya, para petani tradisional mengikuti petunjuk
astronomi yang tetulis dalam daun lontar. Naskah yang berjudul Sundari dan Wariga mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan pertanian.
Vreede, guru
besar bahasa Jawa di Universitas Leiden Belanda, pada tahun 1892 menyususn
naskah Jawa dan Madura. Di dalamnya terdapat astronomi (pawukon) dan kronologi (sangkalan)
yang telah diketahui bangsa Indonesia sejak dulu. Pada masyarakat pedesaan, pawukon ini masih dikenal dengan baik.
Pawukon yang berhubungan dengan penanaman padi dikenal masyarakat petani
Indonesia dengan istlah pranatamangsa.
c.
Teknologi
Beberapa teknologi yang ada pada
masyarakat tradisional, antara lain :
1.
Teknologi pertanian
Pada masa prasejarah teknik dalai
menggarap pertanian masih sangat sederhana, baik peralatan maupun cara
mengerjakan serta perawatannya. Berladang adalah cara pertanian paling kuno
yang sampai sekarang masih tetap dilakukan masyarakat petani di Indonesia. Ciri-cirinya
yaitu berpindah-pindah tempat, alatnya sederhana, setelah panen ladang
ditinggalkan dan mencari tanah yang masih subur, serta membuka hutan untuk
dibakar kemudian ditanam. Selain berladang, ada pula cara bertani yang lebih
maju, yaitu bersawah. Akan tetapi, pada masa-masa berikutnya hingga saat ini,
teknologi persawahan telah menerapkan
teknik modern, yaitu intensifikasi pertanian yang meliputi pembibitan,
pemupukan, pengairan, perawatan, dan pemberantasan hama (panca usaha tani)
2.
Teknologi Pengairan
Teknologi pengairan tradisional
bersifat sederhana dan diwariskan turun-temurun. Para petani memanfaatkan ait
hujan untuk mengairi sawahnya, yang dinamakan sawah tadah hujan. Dan ada juga sawah-sawah yang pengairannya
diperoleh dan diatur oleh irigasi sungai, danau, dan DAS yang disebut sawah irigasi.
3.
Teknologi Pengangkutan
Dari berbagai lukisan perahu di
dinding gua, adapt diketahui bahwa masyarakat purba Indonesia telah mengenal
alat pengangkutan air berupa rakit, sampan, dan perahu. Pada masa kerajaan
Hindu-Budha, bangsa Indonesia telah mampu membuat perahu lesung da perahu
cadik. Hal ini tampak pada relief Candi Borobudur yang di dalamnya terdapat
lukisan perahu lesung dan perahu bercadik.
Selain penggunaan perahu, dalam
sistem pengangkutan masyarakat tradisional digunakan pula alat angkutan darat
berupa binatang, serta gerobak kayu yang ditarik kuda atau kerbau.
4.
Arsitektur
Ciri arsitektur Indonesia sangat
dekat dengan ciri arsitektur Austronesia. Hal in tampak jelas pada arsitektur
bangunan masyarakat Indonesia. Rumah orang Autronesia biasanya terdiri dari
bangunan persegi empat, berdiri di atas tiang-tiang, beratap ilalang, dan terdapat
perapian dengan rak di atasnya untuk kayu bakar dan penyimpanan barang.
Beberapa ciri umum arsitektur
bangunan masyarakat tradisional, antara lain :
a.
Fondasi tiang dinaikkan
b.
Pemanjangan bubungan
atap
c.
Teknik konstruksi alam
Arsitektur tradisional Indonesia
menggunakan bahan bangunan alami, kerangka kayu dipasang tanpa menggunakan paku
dan menggunakan teknik penyambungan canggih. Selain itu, rumah tradisional
Indonesia hampir seluruhnya tebuat dari bahan-bahan hayati, seperti kayu,
bambu, palem, rumput ilalang, serta serat tanaman.
d.
Penataan rumah sebagai
ungkapan nilai sosial budaya
Rumah orang Indonesia selain
sebagai tempat tinggal juga merupakan bangunan yang ditata untuk mengungkapkan
nilai sosial budaya. Rumah orang Indonesia, khususnya yang masih tradisional,
mencerminkan suatu kumpulan sosial orang yang tinggal di dalamnya. Misalnya, rumah panjang yang ditinggali oleh
beberapa keluarga, mencerminkan adanya kedudukan sosial, hubungan antarjenis
kelamin, urutan jabatan, dan hak-hak waris.
e.
Upacara Pembangunan
Pembangunan rumah pada masyarakat
tradisional biasanya disertai dengan serangkaian upacara. Upacara tersebut
antara lain upacara pemilihan letak dan permintaan izin kepada roh yang
memiliki tanah. Misalnya, masyarakat Toraja di Sulawesi Selatan yang
menyembelih ayam untuk dikurbankan kepada roh (dewa) agar proses pembangunan
rumahnya direstui; masyarakat suku Nuaulu di Seram, berhati-hati agar balok
kayu yang dibawa tidak menyentuh tanah sehingga balok dibawa secara terbalik
(pucuk di bawah dan pangkal di atas).
6. Pengaruh Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi Bagi Masyarakat
a.
Bidang Kesehatan
Adanya penemuan
berbagai macam vaksinasi untuk mengobati penyakit membuat penyakit yang dulu
sulit disembuhkan sekarang mungkin untuk disembuhkan. Contohnya adalah adanya
pencangkokan organ manusia. Perkembangan iptek di bidang kesehatan dapat
meningkatkan kualitas pelayanannya, sehingga kesehatan masyarakat pun semakin
terjamin. Misalnya, pengadaan pos-pos pelayanan kesehatan terpadu di setiap
pelosok daerah, serta pengadaan alat-alat kesehatan canggih yang terjangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat.
b.
Pendidikan
Iptek dapat
digunakan sebagai sarana penunjang pendidikan di sekolah, misalnya dengan
teknologi komputer seorang siswa dapat menyelesaikan tugasnya dengan cepat.
Dengan iptek, pengajaran di sekolah dapat dilakukan senyata mungkin, tidak
hanya berdasarkan penjelasan yang diberikan guru. Pendidikan juga menekankan
pengetahuan yang luas dan keterampilan di berbagai bidang sehingga menghasilkan
SDM yang mampu bersaing dengan bangsa lain.
c.
Ekonomi
Kemajuan iptek
akan mendorong perkembangan di bidang ekonomi. Terobosan di bidang iptek yang diwujudkan
dalam bentuk industrialisasi, diharapkan dapat menumbuhkan perekonomian yang
pesat, khususnya dalam penyediaan kebutuhan pokok masyarakat. Dengan adanya
industri yang beraneka ragam, kita dapat bersaing dengan negara lain dalam era
globalisasi.
d.
Memperluas kesempatan
kerja, yaitu melalui perkembangan teknologi industri. Contohnya perkembangan
dari home industry menuju industri
pabrik yang dapat menyerap tenaga kerja luas
e.
Perubahan pola komunikasi
Jarak tidak lagi
menjadi masalah untuk berkomunikasi. Jaringan telepon yang luas dan media
internet memungkinkan kita untuk mengetahui peristiwa di belahan dunia lain
dengan lebih cepat. Dengan adanya penemuan telepon seluler, terjadi perubahan
pola komunikasi dalam masyarakat, dari pola komunikasi langsung menjadi tidak
langsung antarindividu.
Perubahan pola
komunikasi akibat penggunaan telepon seluler telihat dari penggunaan fasilitas
pesan pendek dalam telepon seluler atau SMS (short messaging service). Dengan penggunaan SMS telah terjadi
perubahan pola komunikasi verbal (lisan) secara langsung menjadi komunikasi
nonverbal secara tidak langsung. Selain itu, dengan adanya teknologi seluler
yang paling mutakhir, seorang dapat berkomunikasi secara langsung dengan orang
lain melalui faslitas panggilan video telepon langsung (videocall).
f.
Perubahan pola bahasa
Dengan pemanfaatan teknologi
seluler terjadi perubahan pola bahasa dalam masyarakat. Hal ini tercermin dari
pola penggunaan bahasa di dalai pesan pendek (SMS). Karena pesan yang
disampaikan dalai SMS bersifat pendek, maka berkembanglah pola pemakaian bahasa
SMS yang singkat. Contohnya adalah pemakaian istilah bahasa Inggris yang
disingkat dalai SMA, misalnya, BTW (by
the way), 4U (for you), atau
singkatan istilah dalam bahasa Indonesia seperti S4 (sempat), 7an (tujuan).
Selain itu di kalangan remaja ada juga bahasa lingo dalai SMS, yaitu variasi dari bahasa plesetan, misalnya cabe deh atau tape deh yang merupakan plesetan dari kata-kata capek deh.
g.
Perubahan simbol-simbol
status sosial
Kepemilikan teknologi mempengaruhi
simbol status sosial dalai masyarakat. Hal ini terlihat dari kepemilikan
jenis-jenis telepon seluler. Telepon seluler yang memiliki fasilitas lengkap
dijual dengan harga mahal, sehingga hanya masyarakat golongan berpenghasilan
tinggilah yang mampu membelinya. Selanjutnya, telepon seluler dengan teknologi
terbaru tersebut menjadi simbol status sosial dalam masyarakat karena hanya
bisa dibeli oleh golongan masyarakat yang mampu. Meskipun kepemilikan teknologi
bukan satu-satunya penentu simbol status sosial, namun kepemilikan teknologi
dapat dipakai untuk mengukur simbol status sosial dalam masyarakat.
7. Pengaruh Negatif Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Setiap inovasi iptek diciptakan
untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia, seperti memudahkan
kehidupan manusia. Namun, di sisi lain penemuan iptek juga mempunyai dampak
negatif, diantaranya :
a.
Perlombaan senjata
nuklir
Perkembangan iptek bak pedang
bermata dua karena selain mempunyai dampak positif juga berdampak negatif.
Dampak positif tenaga nuklir adalah dimanfaatkannya pembangunan reaktor nuklir
untuk menghasilkan energi listrik yang murah dan efisien dan penyembuhan
penyembuhan penyakit kanker. Namun, energi nuklir mempunyai dampak negatif bagi
kehidupan manusia, yaitu dimanfaatkan sebagai senjata pemusnah massal,
contohnya pada Perang Dunia II mulai digunakan salah satu jenis senjata baru
yang sangat mematikan yaitu bom atom yang diledakkan oleh Amerika Serikat di
kota Hiroshima dan Nagasaki.
b.
Pelanggaran Norma
Kesusilaan
Salah satu dampak negatif teknologi
telepon seluler adalah terjadinya pelanggaran etika kesusilaan dalam
masyarakat. Hal ini terjadi dalam kasus penyebaran foto-foto dan video porno
melalui telepon seluler dan jaringan internet. Adanya kamera dan kamera video
pada telepon seluler telah dimanfaatkan untuk membuat dan menyebarkan foto-foto
dan video berbau pornografi melalui telepon seluler kepada orang lain.
c.
Kriminalitas
Meskipun internet memberikan
manfaat yang cukup signifikan bagi kebutuhan telekomunikasi dan informasi bagi
masyarakat, namun efek negatif juga terdapat dalam pemakaian internet.
Misalnya, pembobolan kartu kredit yang banyak dilakukan untuk melakukan
transaksi pembelian barang secara ilegal di intenet (cybercrime).
d.
Kesehatan
Dampak negatif iptek mampu
mempengaruhi kesehatan manusia karena dengan adanya penerapan teknologi
tersebut maka manusia terganggu kesehatannya. Misalnya, pembangunan jaringan
SUTET (saluran udara tebuka extra tinggi). Pembangunan SUTET dimaksudkan untuk
menjamin kelancaran pasokan listrik yang berdaya tinggi sehingga kebutuhan
listrik masyarakat dapat tercukupi. Namun, jaringan SUTET didirikan tanpa
memperhitungkan faktor resiko kesehatan yang harus dialami oleh masyarakat yang
tinggal di daerah yang dilalui jaringan SUTET tersebut. Implikasi dari SUTET
menjadi akar permasalahan tuntutan masyarakat terhadap pemerintah karena banyak
masyarakat yang tinggal di bawah menara SUTET mengaku terkena gangguan
kesehatan yang baru terlihat dalam jangka waktu lama, seperti pusing, mual,
muntah, serta gangguan kesehatan pada anak-anak.
e.
Pencemaran lingkungan
hidup
Beberapa masalah pencemaran
lingkungan akibat penerapan iptek antara lain:
1.
Kemerosotan kualitas
dan kuantitas sumber daya alam
Perkembangan iptek dipacu untuk
mengejar keuntungan dan kesejahteraan oleh manusia. Hal ini mendorong berbagai
praktik penerapan teknologi yang mengeksploitasi sumber daya alam secara kurang
bertanggung jawab untuk mengejar keuntungan. Akibatnya, sumber daya alam
semakin menipis. Misalnya kualitas sumber daya yang mengalami kemunduran cukup
parah adalah sumber daya air. Di berbagai daerah, baik air tawar maupun air
laut mulai mengalami pencemaran karena tercampur dengan logam berat, adanya
bakteri coli, dan tinja.
2.
Pencemaran limbah dan
bahan berbahaya
Pencemaran sumber daya alam telah
menurunkan fungsi sumber daya alam, seperti air, udara, tanah, dan bahan
makanan. Pencemaran ini disebabkan oleh limbah industri, dan yang paling
dikhawatirkan adalah penggunaan bahan kimia yang berbahaya.
3.
Meningkatnya lapisan
gas karbondioksida dan pemanasan global
Akibat adanya dampak rumah kaca
telah menyebabkan menebalnya lapisan gas karbondioksida yang menyelubungi bumi.
Gas ini dihasilkan oleh penggunaan energi minyak bumi, batu bara, dan gas.
Panasnya gas yang menyelimuti bumi tersebut mengakibatkan meningkatnya suhu
bumi dan terjadinya perubahan iklim.
f.
Sikap, mental, dan etos
kerja
Akibat adanya ketidakmerataan
pembangunan (yang merupakan wujud implementasi iptek) dan pembagian
hasil-hasilnya, terjadi kesenjangan dan kecemburuan sosial di kalangan
masyarakat. Dampak ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasilnya di bidang
sikap, mental, dan etos kerja antara lain :
1.
Sikap masa bodoh dan
berpangku tangan akibat frustasi yang berkepanjangan
2.
Rasa iri dan cemburu
terhadap keberhasilan orang lain yang memicu timbulnya berbagai kriminalitas,
seperti pencurian
3.
Hilangnya rasa
toleransi dan sikap saling menghormati di masyarakat, yang digantikan olah
sikap agresif dan anarkhis.
4.
Kemajuan iptek yang
ditandai oleh globalisasi budaya mengakibatkan mulai memudarnya etos gotong
royong yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia, dan diganti oleh sikap
egois, mementingkan diri sendiri atau kelompok sosial sendiri.
g.
Pendidikan dan pengetahuan
tradisional
Kemajuan iptek salah satunya
ditandai mulai merebaknya penggunaan ilmu dan teknologi Barat. Proses
pengalihan teknologi seperti ini jika tidak diwaspadai dapat memudarkan
nilai-nilai pendidikan dan pengetahuan tradisional. Contohnya, memudarnya tata
krama dan etika pergaulan yang menjadi dasar dari pendidikan keluarga dan
pendidikan masyarakat.
h.
Kesehatan
Memudarnya pengetahuan masyarakat di
bidang pengobatan tradisional yang sepenuhnya digantikan oleh sistem pengobatan
Barat, terkadang mengakibatkan buruknya tingkat kesehatan masyarakat, khususnya
kalangan masyarakat menengah ke bawah. Hal ini diakibatkan oleh semakin
mahalnya biaya pengobatan sehingga tidak terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat.
i.
Ekonomi
Proses pembangunan pada praktiknya
berjalan dengan sistem sentralisasi (terpusat di kota-kota). Hal ini dapat
memicu timbulnya kecemburuan sosial yang mengarah pada berbagai tindakan kriminal,
selain itu juga memicu maraknya praktik KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme)
yang dapat menggoyahkan sendi-sendi perekonomian nasional. Selain tidak merata, tipe pembangunan yang
saat ini berlangsung kurang berdasarkan moral dan etika perekonomian rakyat.
Jika dibiarkan, hal tersebut akan menimbulkan :
1.
Maraknya konsumerisme
dan materialisme di kalangan masyarakat
2.
Munculnya sikap dan
gaya hidup kebarat-baratan, seperti mabuk-mabukan, pergaulan bebas, dan
penggunaan obat-obatan terlarang
3.
Berkurangnya
kemandirian yang diakibatkan oleh pembangunan yang terpusat
4.
Munculnya goncangan
budaya (culture shock) yang
diakibatkan kurang siapnya masyarakat dalam menerima dan menerapkan pengaruh
pembangunan yang tidak berwawasan kerakyatan.
8. Upaya Untuk Menangani Potensi
Negatif Iptek
a. Sebaiknya warga masyarakat
memilah-milah sebelum mengadopsi iptek, terutama mengambil yang bermanfaat dan
tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain
b. Agar kesenjangan sosial
tidak terjadi akibat perkembangan iptek, sebaiknya diadakan pemerataan dalam
usaha memperbaiki tingkat ekonomi penduduk
c. Sebaiknya diadakan
pembangunan berbasis komunitas (community
development), yaitu pembangunan yang tidak bertentangan dengan tradisi
masyarakat yang telah ada sejak dulu
d. Sindrom ketergantungan
akan teknologi dapat diminimalisir dengan penyuluhan-penyuluhan tentang dampak
teknologi terhadap masyarakat, baik yang positif maupun yang negatif
Antropologi Materi Pokok Perkembangan Tradisi Lisan
PERKEMBANGAN TRADISI
LISAN
1.
Pengertian
Tradisi lisan adalah kesaksian
lisan yang disampaikan secara verbal dari satu generasi ke generasi berikutnya,
disebut juga “oral tradition”.
Tradisi lisan dalam antropologi disebut juga dengan folklore. Folk : manusia
(sekelompok orang), dan lore : tradisi manusia. Folklore tradisi manusia yang
mencakup aspek material, pritual dan verbal dari suatu kebudayaan yang
ditransmisikan /diwariskan secara oral.
2.
Ciri-ciri Tradisi Lisan
a.
Pesan yang disampaikan
secara lisan, baik melalui ucapan, nyanyian maupun musik
b.
Tradisi lisan berasal
dari generasi sebelumnya ke generasi sekarang
c.
Bersifat tradisional,
terlihat dari sistem penyebarannya yang relatif tetap
d.
Memiliki versi yang
berbeda-beda disebabkan oleh penyampaian secara lisan sehingga memungkinkan
adanya perubahan
e.
Bersifat anonim atau
nama penciptanya tidak diketahui lagi
f.
Memiliki suatu fungsi
dalam kehidupan suatu masyarakat
g.
Bersifat pra logis
karena logikanya tidak sesuai dengan logika umum
h.
Menjadi milik bersama
pada masyarakat tertentu
i.
Bersifat polos dan lugu
walau kadang terlihat kasar dan spontan
3.
Aspek-Aspek yang
Terkandung Dalam Tradisi Lisan
a.
Aspek sejarah
b.
Nilai-nilai moral
c.
Keagamaan
d.
Aspek adat istiadat
e.
Peribahasa
f.
Nyanyian
g.
Mantra
4.
Fungsi Tradisi Lisan
Menurut Bascom, adalah :
a.
Sebagai sistem
proyeksi, yaitu sebagai pencerminan angan-angan suatu masyarakat secara
kolektif
b.
Sebagai alat pengesahan
pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan
c.
Sebagai alat pendidikan
anak
d.
Sebagai alat pemaksa dan
pengawas agar norma-norma di masyarakat selalu dipatuhi anggota masyarakat
5.
Jenis-Jenis Tradisi
Lisan
A.
Bahasa Rakyat,
bentuk-bentuknya antara lain :
1.
Dialek :bahasa-bahasa
di Nusantara
2.
Slang : kosa kata dan
idiom khusus yang awalnya dipakai oleh para penjahat, atau anggota sebuah geng.
Tujuannya agar orang di luar geng/kelompoknya tidak tahu artinya. Contohnya :
Tahun 1980-an ada kata “rumput”
istilah yang dipakai untuk menyebut polisi, karena saat itu polisi adalah
bagian dari ABRI (TNI saat itu) yang warna seragamnya hijau “ Awas ada rumput”.
Ada beberapa bentuk
Slang, yaitu :
Ø Cant
: bahasa rahasia yang hanya dipakai oleh kelompok khusus. Sering digunakan oleh
kaum homo seksual/waria. Contohnya : Atika
tinta mawar (aku tidak mau) atau sekong
(suka laki-laki).
Ø Colloquial
: bahasa sehari-hari yang menyimpang dari bahasa konvensional. Tujuannya agar
lebih akrab di antara pelaku komunikasi, biasanya dipakai anak-anak muda di
Jakarta.
Contohnya : Tahun
1970-an : ada menyala bab (menarik
sekali); melele cuk (jelek sekali).
Tahun 1980-an : ada kece berat (cantik/tampan sekali); memble aje (bengong); beken banget (tenar sekali).
Tahun 1990-an : ada iyalah yauw (benar sekali); cewek matre (tamak); keren abis (menarik sekali)
Tahun 2000-an : plis deh; sumpah lo; so what gitu loh; capek
deh
Ø Sirkumlokusi
: ungkapan yang tidak langsung. Contohnya : di Jateng untuk mengatakan harimau
adalah “eyang”.
Ø Fisiognomi
: salah satu kebiasaan pemberian julukan kepada seseorang berdasarkan hal-hal
di seputar bentuk tubuhnya. Misalnya : si pesek; si alis; si botak, dll.
Ø Speech
level : tingkatan dalam ujaran. Biasanya ditemukan pada masyarakat yang
menganut stratifikasi sosial. Contohnya : ada kromo Inggel (untuk bangsawan); kromo
alus saat bicara dengan orangbtua; ngoko
bahasa untuk yang sebaya/seusia.
Ø Onomastis
: nama tradisional jalan atau tempat tertentu yang mempunyai legenda tentang
sejarah terbentuknya tempat itu. Contohnya : Surabaya, konon dari legenda
perkelahian antara ikan sura (hiu) dengan buaya, sehingga disebut Surabaya
(ikan hiu dan buaya).
Ø Onomatopoetis
: kata-kata yang tebentuk dengan mencontoh bunyi atau suara alamiah. Contohnya
: gedomprang (alat-alat jatuh/pecah).
Ø Gelar
kebangsawanan atau jabatan tradisional. Contohnya : Raden/Raden
Tumenggung/Raden Mas Aria/Raden Ayu/Kanjeng Ratu, dan lain-lain.
B.
Ungkapan Tradisional
“kebijaksanaan orang banyak yang terekspresikan dalam bentuk kecerdasan
seseorang”.
Jenis-jenis ungkapan
tradisional yaitu :
1.
Peribahasa yang sesungguhnya
: ungkapan yang kalimatnya lengkap
Contohnya : “Belum beranak sudah berbesan” (ibarat orang yang menganggap telah
menguasai sesuatu yang belum tentu akan
diperoleh)
2.
Peribahasa yang tidak
lengkap kalimatnya/bersifat kiasan
Contohnya : “Dari Sabang sampai Merauke” diibaratkan NKRI
3.
Peribahasa perumpamaan,
biasanya dimulai dengan kata “seperti” atau “bagai”.
Contohnya : Seperti telur di ujung tanduk (keadaan gawat)
4.
Ungkapan yang mirip
peribahasa, terkadang dipakai untuk mengejek, nyeletuk)
Contohnya : “Kayak monyet kena trasi” ditujukan untuk orang yang suka
menyeringai jika lihat wanita cantik.
C.
Pertanyaan Tradisional
(Teka-Teki)
Di Jawa ada cangkriman (cerdas dan erotis). Contohnya : Ada perempuan jalannya
mundur dari Surabaya, kemudian ada anak laki-laki berjalan mundur dari Jakarta.
Ketemunya di mana? Jawab : ketemunya di rumah sakit, karena keduanya orang
gila.
D.
Puisi Rakyat (Sajak)
Contohnya : Sajak untuk permainan
(play rhyme)
Jakarta
|
Betawi
|
Palembang
|
Bang bang tut
|
Dang dang tut
|
Pang pang put
|
Akar galing-galing
|
Jendela uwa uwa
|
Keladi awo-awo
|
Siapa yang kentut
|
Siapa yang ngentut
|
Sapo takentut
|
Ditembak raja maling
|
Ditembak raja tua
|
Digigit cina tuo
|
E.
Cerita Prosa Rakyat
Jenis-jenis cerita prosa rakyat yaitu
:
1.
Mite
Ø Prosa
rakyat yang dianggap benar-benar terjadi
serta dianggap suci oleh penganutnya.
Ø Ditokohi
oleh para dewa atau makhluik setengah dewa
Ø Peristiwanya
terjadi di dunia lain/bukan di dunia manusia
Ø Peristiwa
terjadi pada masa lampau
Ø Contohnya
: Kisah Jaka Tarub (di Jawa); kisah Ramayana
2.
Legenda
v Prosa
rakyat yang dianggap benar-benar terjadi tapi tidak dianggap suci
v Ditokohi
oleh manusia, walau kadang-kadang mempunyai sifat yang luar biasa
v Terjadinya
di dunia yang kita kenal sekarang ini
v Contohnya
: Legenda Si Pitung; Sangkuriang; Mak Lampir; Malin Kundang; Terjadinya Gunung
Tangkuban Perahu
3.
Dongeng
ü Prosa
rakyat yang dianggap tidak benar-benar terjadi
ü Tidak
mempunyai fakta yang nyata
ü Sifatnya
untuk menghibur tapi ada juga sebagai petuah
ü Tidak
terikat oleh waktu dan tempat
ü Contohnya
: Si Kancil; Ande-Ande Lumut; Bawang Merah Bawang Putih.
6.
Jenis-Jenis Folklore Menurut Jan Harold
Brunuard
a.
Folklore lisan : bentuknya lisan
Contohnya : logat, julukan, ungkapan
tradisional
b.
Folklore sebagian lisan : campuran antara
lisan dan bukan lisan
Contohnya : permainan rakyat, teater, tari,
adat istiadat, upacara, pesta rakyat, dll.
c. Folklore bukan lisan : bentuknya bukan lisan
meskipun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Jenis ini ada dua, yaitu (1)
Folklore material, misalnya arsitektur rakyat; kerajinan rakyat; makanan;
minuman; obat-obatan; perhiasan tubuh;
pakaian dan lain sebagainya.
(2) Folklore bukan material berupa
isyarat/bunyi-bunyi tradisional, misalnya kentongan.
7. Perkembangan Tradisi Lisan di Indonesia
Ø Tradisi
lisan yang benar-benar lisan sekarang sulit ditemui karena adanya kemajuan
teknologi dan informasi. Misalnya, banyak pertunjukan rakyat divisualisasi di
stasiun TV
Ø Tradisi
lisan sering diubah untuk memenuhi tuntutan pasar. Misalnya cerita atau legenda
Mak Lampir aslinya dari Sumatera, tapi dibuat dari Jawa.
Ø Saat
ini yang banyak ditemui adalah “tradisi lisan sekunder”, tradisi lisan yang
telah dimodifikasi dengan tulisan dan elektronik
Ø Tradisi
lisan murni/tradisi lisan primer yang hanya mengandalkan oral sudah sulit
dijumpai.
8.
Beberapa Faktor Penyebab Berkurangnya
Minat Masyarakat Terhadap Tradisi Lisan
a. Tidak adanya sumber teks yang berupa
tulisan, sehingga sulit bagi generasi muda untuk mempelajarinya
b. Penggunaan
dialek daerah yang kadang sulit dipahami oleh generasi sekarang
Langganan:
Postingan (Atom)
About Me
- RENNY MARBUN
- Sampit, Kalteng, Indonesia
- Seorang ibu yang selalu berusaha menjadi pelindung bagi semua Anak-Anaknya
Labels
- ANTROPOLOGI (19)
- ANTROPOLOGI dan SOSIOLOGI (1)
- Informasi Umum (4)
- SOSIOLOGI (19)
- SOSIOLOGI KELAS X (7)
Buku Tamu
Blog Archive
-
▼
2020
(24)
-
▼
April
(10)
- Laporan Penelitian
- Pengolahan dan Analisis Data
- Pengumpulan Data Dalam Penelitian
- Rancangan Penelitian Sosial
- Ragam Gejala Sosial Dalam Masyarakat
- Individu, Kelompok dan Hubungan Sosial
- Fungsi Sosiologi Dalam Mengenali Gejala Sosial
- Antropologi Materi Perkembangan Ilmu Pengetahuan d...
- Antropologi Materi Pokok Perkembangan Tradisi Lisan
- Soal Antropologi Materi Diferensiasi Sosial
-
▼
April
(10)